Buka konten ini
LOS ANGELES (BP) – Api perlawanan Los Angeles, California, terhadap Gedung Putih tengah membara. Warganya mengecam keras kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap kalangan imigran, sedangkan wali kota dan gubernur juga kompak mengecam pengerahan Garda Nasional oleh pemerintah federal untuk meredam demonstrasi jalanan.
Jumat (6/6) pekan lalu, petugas federal yang memakai masker gas, lengkap dengan perlengkapan taktis, menarik paksa sejumlah orang dari tempat kerja mereka tanpa menunjukkan surat perintah penangkapan.
Koalisi Hak Manusiawi Imigran melaporkan, setidaknya 45 orang ditahan dalam razia tersebut.
Penangkapan mereka yang dituding pemerintah federal sebagai pekerja ilegal dari kalangan imigran yang dianggap tidak manusiawi itu langsung memicu reaksi keras warga Los Angeles. Sore hari di hari yang sama, mereka turun ke jalan berdemonstrasi di depan gedung federal di pusat kota.
Tingginya intensitas membuat bentrokan dengan aparat tak mereda. Demonstrasi juga masih terus berlangsung sampai Minggu (8/6). “Komunitas kami diserang dan diteror,” kata Direktur Eksekutif Hak Manusiawi Imigran, Angelica Salas, seperti dikutip dari The Guardian.
Dia meminta penangkapan itu dihentikan karena yang ditangkap rata-rata tulang punggung keluarga. Banyak korban luka, termasuk David Huerta, presiden SEIU (Service Employees International Union) California, yang kemudian ditahan saat menyuarakan protes.
Gubernur California, Gavin Newsom, mengkritik keras sikap Gedung Putih tersebut. Politikus Partai Demokrat tersebut menuduh pemerintahan Trump menggunakan Immigration and Customs Enforcement untuk mengejar target penangkapan tanpa memedulikan nilai-nilai kemanusiaan dan keamanan publik. “Kekacauan yang diciptakan Presiden Donald Trump mengikis kepercayaan, memecah belah keluarga, dan melemahkan pekerja dan industri yang menggerakkan ekonomi Amerika,” katanya.
Sementara itu Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, juga mengungkapkan kemarahannya. Dia menegaskan bahwa penggerebekan terhadap puluhan pekerja di Los Angeles itu menebar teror.
Lewat Nota Presiden, Garda Nasional biasa dikerahkan untuk turut mengatasi kondisi genting, entah akibat konflik atau dampak bencana alam. Kali terakhir Garda Nasional dikerahkan di Los Angeles saat meluasnya demonstrasi akibat tewasnya George Floyd, korban kekerasan polisi di Minneapolis, Minnesota, pada 2020.
“Presiden Trump telah menandatangani nota presiden yang mengerahkan 2.000 Garda Nasional untuk mengatasi pelanggaran hukum yang dibiarkan terus berlanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada Sabtu (7/6) malam waktu Washington DC.
Di mata Newsom, pengerahan Garda Nasional itu bukan langkah yang tepat. “Pemerintah federal mengambil alih Garda Nasional California dan menurunkan dua ribu personel. Langkah ini tidak membuat konflik mereda dan malah tensinya justru akan meningkat,” katanya, seperti dikutip dari Sacramento Bee.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth menyebut, mobilisasi Garda Nasional dilakukan untuk meredakan massa. Melalui akun X-nya, dia juga menyebut, jika situasi di LA terus rusuh, pihaknya akan mengirimkan marinir aktif.
Newsom pun mengecam rencana Hegseth tersebut.
“Menteri Pertahanan sekarang mengancam akan menerjunkan marinir aktif untuk melawan warga sipil. Itu tindakan gila,” kata Newsom di akun X pribadi. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG