Buka konten ini
BATAM (BP) – BP Batam menyatakan optimisme atas pembangunan Rumah Sakit Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH) yang akan segera dimulai di kawasan Sekupang. Proyek ini diyakini membawa dampak signifikan, tidak hanya dalam layanan kesehatan, tetapi juga dalam penciptaan lapangan kerja, inovasi, serta efek berganda lainnya bagi perekonomian Batam.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, Jumat (6/6) lalu. Ia menyebut pembangunan MABIH mendapat perhatian khusus dari pimpinan BP Batam.
“Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dan Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, terus memantau perkembangan proyek ini. Keduanya menindaklanjuti langsung arahan Presiden Prabowo yang ingin menjadikan Batam sebagai kawasan investasi yang lebih menarik ke depan,” katanya.
Rumah sakit internasional ini akan menjadi yang terbaik dalam jaringan Mayapada Healthcare. Menurut Fary, desain bangunan dirancang oleh konsultan internasional dengan standar fasilitas kesehatan kelas dunia.
Proyek ini akan berdiri di atas lahan seluas 2,9 hektare di Sekupang dan ditargetkan mulai dibangun tahun ini. Meski demikian, prosesnya masih menunggu penyelesaian dokumen Analisis Me-ngenai Dampak Lingkungan (Amdal) di tingkat pusat.
Dengan estimasi konstruksi selama 24 bulan, BP Batam berharap kehadiran MABIH dapat memperkuat posisi Batam sebagai destinasi pelayanan kesehatan unggulan. Terlebih, status rumah sakit ini sebagai bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memberikan sejumlah keunggulan strategis.
“Sebagai KEK, MABIH diberikan keleluasaan dalam merekrut tenaga medis asing serta menggunakan teknologi dan obat-obatan dari luar negeri yang telah terbukti efektivitasnya,” ujarnya.
Ia mencontohkan teknologi robotik bedah minimal invasif yang digunakan Apollo Hospitals di India. Teknologi ini memungkinkan pasien pulih lebih cepat, bahkan dapat pulang hanya dalam beberapa hari pascaoperasi.
Kehadiran MABIH, lanjutnya, bukan untuk bersaing dengan rumah sakit yang telah ada di Batam, melainkan menjadi pelengkap dalam sistem pelayanan kesehatan lokal yang lebih luas.
“Karena operasionalnya eksklusif di kawasan KEK, pelayanannya berbeda dan tidak akan tumpang tindih dengan rumah sakit lain. Justru akan memperluas pilihan layanan,” kata Fary.
MABIH juga diharapkan dapat menarik pasien dari kawasan Asia Selatan, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh, yang selama ini kerap mencari layanan kesehatan di Singapura atau Malaysia. (*)
Reporter : ARJUNA
Editor : RYAN AGUNG