Buka konten ini
Kepala Divisi Perdagangan untuk Nikel dan Bauksit PT Aneka Tambang Tbk. (Antam), Ilham Iskandar, membidik Indonesia untuk menjadi pusat industri aluminium, apabila pemerintah konsisten melarang ekspor bijih bauksit.
“Pelarangan ekspor bijih bauksit dan dukungan dari pemerintah adalah faktor-faktor kunci yang mendukung potensi Indonesia menjadi pusat industri aluminium di masa depan,” ucap Ilham dalam acara Indonesia Critical Minerals di Jakarta, Rabu (6/4) dikutip dari Antara.
Saat ini, tutur Ilham, Indonesia menempati peringkat keempat di dunia dengan cadangan bauksit sebesar 9,8 persen dari cadangan global. Dari cadangan tersebut, Antam memiliki cadangan bauksit sebesar 500 juta ton.
Kemudian, Ilham menjelaskan bahwa kandungan aluminium dalam bauksit Indonesia sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan dengan lainnya. Rata-rata, bauksit Indonesia memiliki kandungan aluminium sebesar 36–48 persen.
“Sehingga, pabrik aluminium bisa menghemat biaya ketika memproses bauksit tersebut,” ucapnya.
Tak hanya kaya akan sumber daya alam, Ilham juga menyampaikan pemerintah memberi dukungan penuh dalam upaya hilirisasi bauksit menjadi aluminium.
Larangan ekspor bijih bauksit yang ditetapkan oleh pemerintah pada Juni 2023 lalu, kata dia, mendukung upaya hilirisasi bauksit. Kebijakan tersebut mendorong negara-negara yang ingin memproduksi aluminium dari bijih bauksit Indonesia untuk membuat pabriknya di Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terbilang sangat rendah untuk memproduksi aluminium.
“Itulah faktor-faktor yang berkontribusi membuat industri aluminium Indonesia berpotensi menjadi besar ke depannya,” kata Ilham. (***)
Reporter : JP Group
Editor : Gustia Benny