Buka konten ini
LINGGA (BP) – Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah yang jatuh pada Jumat (6/6) besok, geliat pasar hewan kurban di Kabupaten Lingga tampak lesu. Penjualan sapi dan kambing terpantau sepi peminat, membuat para peternak lokal mulai resah.
Ben Agusmar, peternak di Dabo Singkep, tak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Dari sekitar 50 ekor kambing yang ia siapkan untuk kurban tahun ini, baru belasan yang terjual. Nasib sapi tak jauh berbeda. Dari 30 ekor, hanya beberapa yang laku.
”Waduh, tahun ini benar-benar sepi. Daya beli masyarakat kelihatannya turun tajam,” kata Ben kepada Batam Pos (4/6).
Untuk menggenjot penjualan, Ben bahkan telah menurunkan harga. Sapi jantan yang biasanya dilepas dengan harga tinggi, kini ditawarkan mulai dari Rp14 juta per ekor. Namun, potongan harga itu belum cukup menarik minat pembeli.
Ia mengaku situasi ini tidak hanya dialami sendiri. Sejumlah rekan peternaknya juga mengeluhkan hal serupa. Bahkan, ada yang sampai meminta bantuan agar ternaknya bisa dipasarkan lewat jalur lain.
”Kami tetap harus bayar pekerja yang cari rumput dan kasih makan tiap hari. Kalau tak laku, bisa rugi besar, atau hewan mati sebelum terjual,” keluhnya.
Seluruh hewan kurban yang dijual, lanjut Ben, adalah hasil ternak masyarakat Lingga. Meski sempat ada kapal pembawa sapi dari luar yang singgah di pelabuhan setempat, tujuannya adalah Tanjungpinang, bukan pasar lokal Lingga.
Tak hanya di Lingga saja. Sejumlah peternak maupun pedagang hewan kurban di Anambas juga mengeluhkan hal yang sama, sepi pembeli, dan lesu penjualan. ”Permintaan dari masjid pun tak ada, apalagi dari kantor atau organisasi,” ujar Nizar, Rabu (4/6).
Saking minimnya jumlah hewan kurban yang terjual, Nizar bahkan tak berani mengambil tambahan sapi dari Midai, Natuna, seperti yang biasa ia lakukan untuk menjaga stok.
”Pasrah sajalah. Mudah-mudahan tidak berlarut-larut,” ujarnya, dengan nada lesu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian di Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (DP3) Anambas, Novrizal, membenarkan tren penurunan ini. Meski sepi pembeli lokal, Anambas tetap mengirimkan 75 ekor sapi ke luar daerah, khususnya Tanjungpinang.
”Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu, yang bisa tembus 200 ekor,” kata Novrizal. Padahal, ujar dia, Anambas penghasil sapi terbesar kedua di Kepri. (*)
Reporter : VATAWARI – IHSAN IMADUDDIN
Editor : GALIH ADI SAPUTRO