Buka konten ini
Korea Selatan (Korsel) menggelar pemilihan presiden (pilpres) kemarin (3/6). Pemilihan berlangsung dari pukul 6 pagi dan diperkirakan berlangsung hingga pukul 8 malam waktu setempat. Hingga berita ini ditulis, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Korsel menyatakan bahwa 70 persen suara sudah terkumpul.
Dilansir dari Yonhap, dari 44,39 juta pemilih sudah 31,73 juta orang yang menyuarakan pilihannya. Itu merupakan jumlah pemilih tertinggi yang pernah dicatat pada fase pilpres di Korsel.
Lee Jae-myung, kandidat dari Partai Demokrat yang liberal, mendapatkan perolehan suara terbanyak berdasar survei Gallup. Lee meraup 49 persen responden. Sementara Kim Moon-soo yang merupakan kandidat dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, mengekor dengan perolehan 35 persen responden.
”Kami adalah orang pertama yang datang (ke tempat pemungutan suara, red) dengan harapan kandidat kami terpilih,” kata Yu Bun-dol, lansia berusia 80 tahun, yang memberikan suaranya di daerah Munrae-dong, Seoul.
Dia sudah ada di barisan depan pemilih sejak pukul 6 pagi. Jalanan Seoul pun tampak damai karena orang-orang memanfaatkan cuaca baik dan hari libur untuk mencoblos.
Meski demikian, polisi tetap memberikan kewaspadaan tertinggi dan mengerahkan ribuan petugas untuk membuat pemilu berjalan lancar.
Presiden Korsel hanya menjabat satu kali masa jabatan dengan durasi jabatan lima tahun. Pada pemilihan presiden reguler, ada masa transisi selama berbulan-bulan. Masa jabatan pemimpin baru dimulai pada tengah malam setelah hari terakhir pendahulunya.
Namun, seiring pilpres kali ini dilakukan mendadak akibat kasus mantan presiden Yoon Suk Yeol, pemenangnya langsung disahkan menjadi presiden segera setelah Komisi Pemilihan Umum Nasional mengesahkan penghitungan suara. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO