Buka konten ini
MAKKAH (BP) – Menjelang wukuf di Arafah, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi resmi mengumumkan pembatalan skema Tanazul bagi jemaah haji Indonesia. Keputusan itu langsung dires-pons Kementerian Agama (Kemenag) dengan menerbitkan Edaran Nomor: 151/PPIH-AS/6/2025, yang ditandatangani Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi, Selasa (3/6).
Edaran itu menyebutkan bahwa program Tanazul yang memberi kemudahan bagi jemaah lansia, disabilitas, dan kelompok rentan untuk lebih cepat kembali ke hotel setelah melempar jumrah, dibatalkan atas keputusan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
”Langkah ini diambil demi menghindari dampak yang tidak diinginkan dan menjaga keselamatan seluruh jemaah,” tulis Muchlis pada poin edaran.
Dengan pembatalan itu, semua jemaah calon haji (JCH) tetap akan mengikuti rangkaian ibadah di Mina secara penuh, termasuk mabit (bermalam) dan melontar jumrah, sebelum kembali ke Makkah sesuai jadwal masing-masing.
PPIH Arab Saudi memahami bahwa pembatalan ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian jemaah, tetapi mereka berharap ikhtiar perbaikan layanan itu dapat disempurnakan di masa depan.
”Kepatuhan terhadap ketentuan merupakan bagian dari komitmen bersama dalam menjaga keselamatan, kenyamanan, dan kekhusyukan ibadah jemaah haji Indonesia,” ujar Muchlis.
Selain Tanazul yang dibatalkan, Muchlis juga menyampaikan bahwa pemberangkatan JCH Indonesia dari Makkah ke Arafah dilakukan secara bertahap mulai hari ini (4/6).
PPIH Arab Saudi, Syarikah penyedia layanan jemaah haji Indonesia, dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersepakat bahwa pemberangkatan dilaksanakan berdasarkan syarikah, markaz, dan hotel tempat JCH menginap.
”Jika terdapat JCH berbeda syarikah dan atau markaz di satu hotel, maka syarikah bertanggung jawab untuk tetap memberangkatkan tanpa membedakan asal syarikah,” jelas Muchlis.
Saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa keputusan pembatalan Tanazul diambil setelah pihak Arab Saudi mempertimbangkan potensi benturan arus jemaah dari ber-bagai negara di Mina.
”Kalau nanti jemaah kita berpapasan dengan orang-orang Afrika, India, Pakistan, yang gede-gede itu, takutnya nanti kita kalah,” ujarnya, kemarin.
Menurut Nazaruddin, pihaknya awalnya sudah siap memfasilitasi sekitar 30 ribu jemaah untuk ikut skema Tanazul. Namun, pemerintah Arab Saudi menilai risiko benturan arus jemaah terlalu besar jika skema serupa diterapkan oleh banyak negara dalam waktu bersamaan.
”Tidak mungkin Arab Saudi akan memberikan suatu solusi yang justru merepotkan tamunya sendiri. Kita ambil hikmahnya,” katanya.
Dia memastikan, pembatalan Tanazul tidak mengganggu fasilitas JCH di Mina, termasuk tenda, kasur, dan logistik, yang tetap dialokasikan sesuai kebutuhan.
Dengan pembatalan itu, masih ada dua mekanisme tambahan yang tetap berlaku dalam fase Armuzna. Pertama, safari wukuf untuk JCH sakit dengan fasilitas pendampi-ngan khusus. Mereka akan wukuf dengan bus khusus. Kedua, murur bagi sekitar 50 ribu jemaah lansia dan risiko tinggi. Dari Arafah, mereka akan langsung menuju Mina tanpa bermalam di Muzdalifah.
Armuzna Siap 100 Persen
Nasaruddin juga memastikan bahwa seluruh kesiapan fasilitas Armuzna, baik di Arafah, Muzdalifah, maupun Mina, sudah 100 persen.
”Kami mengecek tenda, bantal, air, AC, lampu, toilet, bahkan taman dan dekorasi lampu-lampu. Alhamdulillah semua sudah selesai,” ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya disiplin jemaah saat berada di Arafah, termasuk mematuhi larangan keluar tenda antara pukul 10.00–16.00 Waktu Arab Saudi (WAS) demi menghindari paparan suhu ekstrem yang bisa mencapai 50°C.
Menurut Nasaruddin, tantangan utama bagi JCH justru ada di Mina. ”Kalau wukuf di Arafah itu transit, di sinilah (Mina) ujian fisik sesungguhnya,” ujarnya. JCH akan berjalan melewati terowongan Mina menuju Jamarat untuk melaksanakan ritual melontar jumrah, lalu kembali ke tenda.
Dia mengingatkan agar JCH menjaga stamina dan tidak memaksakan diri mengejar amalan sunah dengan me-ngorbankan yang wajib. ”Instruksi teknis sudah jelas, ikuti petunjuk petugas, siapkan fisik, dan siapkan mental,” terang Nazaruddin. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG