Buka konten ini
Tiang-tiang beton menjulang di tepi laut Tanjungbalai Karimun. Sepi, terbengkalai, dan sunyi dari hiruk-pikuk pekerja. Di sinilah proyek pembangunan gedung dermaga VIP milik Pemerintah Daerah Karimun berhenti, menyisakan sisa-sisa ambisi yang belum rampung. Proyek tahun jamak yang dimulai sejak 2023 itu kini tinggal kerangka beton yang membatu.
”Ini proyek multiyears dengan pagu anggaran Rp11,87 miliar dari APBD 2023. Tapi karena terjadi defisit pada 2024, kontraknya diturunkan drastis menjadi Rp3,19 miliar,” ujar Eri Januardin, anggota DPRD Karimun dari Fraksi NasDem, Senin (2/6).
Eri, yang akrab disapa Ej, menyayangkan proyek ini masih terus diusulkan anggarannya meski telah berkali-kali diperingatkan untuk tidak dilanjutkan. Ia juga menyoroti proyek-proyek lain yang bernasib serupa, seperti gedung Mal Pelayanan Publik (MPP), gerbang kawasan Coastal Area, dan anjungan kota baru, yang menurutnya tidak mendesak untuk dibangun di tengah tekanan fiskal daerah.
”Sudah disepakati DPRD untuk tidak melanjutkan tiga proyek itu. Tapi tiba-tiba tetap muncul di aplikasi pengadaan Dinas PUPR Karimun.
Kalau dipaksakan, duitnya dari pos mana?” tanya Eri.
Ej menegaskan, anggaran 2025 seharusnya difokuskan untuk membayar utang ke pihak ketiga yang nilainya mencapai Rp173 miliar. Jika proyek-proyek tidak mendesak terus didorong, ia khawatir akan menimbulkan tunda bayar (TB) kembali seperti tahun-tahun sebelumnya.
”Ini soal keseriusan kepala daerah dalam menata keuangan. Kalau proyek-proyek seremonial terus dipaksakan, kita hanya menambah masalah baru tiap tahun,” ujarnya.
Eri menyebut kondisi ini sebagai contoh nyata dari pengelolaan anggaran yang, dalam istilahnya, “amuradul.” Ia berharap Bupati Iskandarsyah dan Wakil Bupati Rocky M. Bawole meninjau ulang prioritas pembangunan di tengah keterbatasan anggaran.
Pantauan di lapangan membenarkan kekhawatiran itu. Di lokasi proyek dermaga VIP, hanya tersisa tiang-tiang beton dengan bekas material bangunan berserakan. Tak ada aktivitas pembangunan. Hanya debu dan debur ombak yang setia menemani.
”Menurut saya, proyek ini tak begitu penting. Sekarang malah terbengkalai, belum tentu bermanfaat untuk masyarakat umum,” kata Taufik, warga Karimun, kepada Batam Pos. (***)
Reporter : TRI HARYONO
Editor : GALIH ADI SAPUTRO