Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Sidang isbat di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Selasa (27/5) malam berlangsung cukup lama. Sidang baru selesai sekitar pukul 20.00. Hasilnya, diputuskan bahwa Iduladha jatuh pada Jumat (6/6).
Dengan keputusan itu, tidak ada perbedaan penetapan Idul Adha di Indonesia. Sebelumnya, Muhammadiyah lebih dahulu menetapkan Iduladha jatuh pada Jumat (6/6).
”(Sidang isbat) Agak menegangkan,” kata Menag Nasaruddin Umar mengawali paparan hasil sidang Isbat.
Kata-kata itu dilontarkan Nasaruddin karena hingga detik-detik akhir, tidak ada perukyat yang melihat hilal. Sampai akhirnya ada laporan dari Nabil, perukyat di wilayah Aceh yang melihat hilal. ”Pak Nabil sebelumnya sudah disumpah,” ucapnya.
Sidang Isbat menetapkan 1 Dzulhijjah pada Rabu, 28 Mei (hari ini). Sehingga, Iduladha yang diperingati setiap 10 Dzulhijjah, jatuh pada Jumat, 6 Juni.
Meski hanya satu orang yang melihat hilal, ada beberapa hal yang menguatkan rukyat. Di antaranya adalah ijtima di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian, ketinggian hilal sudah memenuhi kriteria Mabims. Kriteria Mabims adalah hilal di atas 3 derajat.
Selanjutnya, ada rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menerangkan bahwa bila terjadi gangguan alam, selama sudah memenuhi kriteria, maka bisa diputuskan sebagai acuan. ”Jadi jangan ada keraguan karena hanya satu orang yang melihat,” jelasnya.
Nasaruddin bersyukur umat Islam di Indonesia menjalankan Iduladha bersamaan. Dia berpesan jika di kemudian hari ada perbedaan, bisa diselesaikan dengan kebersamaan.
Kemenag menguatkan persiapan layanan bagi jemaah calon haji (JCH) di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) menjelang puncah ibadah haji. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief turun langsung ke Mina kemarin untuk mengecek kesiapan lapangan.
Menurut Hilman, secara umum persiapan fisik di maktab-maktab Mina berjalan baik. Namun, ada beberapa catatan penting yang harus segera diperbaiki demi kenyamanan jemaah. ”Kami menemukan beberapa hal seperti penataan kasur yang masih perlu diperbaiki. Penempatan kasur harus memudahkan pergerakan jemaah, termasuk mengisi kasur di pojok-pojok tenda yang kadang terlupakan,” ujarnya.
Hilman juga menemukan adanya maktab yang didesain dengan sentuhan khas Indonesia. Beberapa syarikah (perusahaan penyedia layanan) bekerja sama dengan pengrajin dari Indonesia untuk mendesain tenda bernuansa Nusantara.
”Ini membuat suasana jadi lebih akrab dan familiar bagi jemaah Indonesia. Kami mengapresiasi inisiatif seperti ini,” katanya.
Selain meninjau fasilitas fisik, aspek sanitasi juga menjadi perhatian utama. Hilman menuturkan, sebagian maktab sudah mendapatkan tambahan fasilitas sanitasi dua lantai dari pemerintah Arab Saudi. Namun, belum semua maktab mendapatkan fasilitas itu.
”Kami akan terus mengawasi agar sanitasi jemaah terjaga, apalagi cuaca panas ekstrem seperti sekarang bisa memengaruhi kondisi kesehatan jemaah,” jelasnya.
Kemenag juga menyiapkan strategi khusus untuk memastikan penempatan JCH suami istri, lansia, dan disabilitas, tidak terpisah dari pendamping mereka. ”Kami dorong pendataan ini rampung dalam tiga hari ke depan. Data akhir yang sudah divalidasi sektor-sektor akan diserahkan ke syarikah, supaya penempatan di maktab nanti sudah sesuai,” papar Hilman.
Menurut Hilman, satu maktab di Mina biasanya menampung sekitar 3.700 jemaah. Meski penempatan diatur sesuai jenis kelamin, dia memastikan jemaah dari satu keluarga akan ditempatkan di maktab yang sama atau setidaknya berdekatan.
”Kami ingin semua jemaah merasa aman dan tenang. Meski tidak selalu satu ruangan, mereka bisa saling berkomunikasi dan mendukung,” katanya.
Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam menyatakan, hingga kemarin, tercatat 95 persen dari total 185.075 JCH Indonesia di Arab Saudi telah menerima kartu Nusuk sebagai tanda resmi. Kartu Nusuk ini diterbitkan oleh delapan syarikah mitra PPIH, seperti Rifadah, Rawaf Mina, dan Sana Mashariq. PPIH mendorong percepatan distribusi dengan membentuk operation room khusus, menunjuk penanggung jawab di level sektor, serta memanfaatkan pelaporan digital berbasis kloter.
Saat ini, seluruh operasional haji telah terpusat di Makkah, menyusul selesainya pemberangkatan jemaah dari Madinah. Para jemaah Indonesia tengah bersiap menuju puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sementara kedatangan jemaah gelombang kedua melalui Jeddah akan terus berlangsung hingga 31 Mei 2025. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG