Buka konten ini
Kelangkaan BBM, khususnya Pertamax, di Balikpapan terjadi sejak akhir pekan lalu dan sempat memicu antrean berjam-jam. Pertamina menjamin stok sudah aman untuk 12–15 hari ke depan, tapi kekhawatiran tetap ada.
SEMUA SPBU dijaga personel keamanan. Antrean mengular sampai sekitar satu kilometer. Di gedung DPRD setempat, perwakilan Pertamina bahkan memilih walk out setelah didamprat legislator.
Setidaknya sejak Sabtu (17/5) akhir pekan lalu, Balikpapan mengalami kelangkaan BBM, terutama Pertamax. Misalnya di SPBU 64.761.17 Gunung Guntur, di Jalan D.I Panjaitan, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah.
Warga antre berjam-jam untuk bisa mengisi tangki BBM mereka. Ada yang mengantre mulai malam dan baru bisa mendapatkan giliran pada dini hari atau pagi. Sebagian yang tak sabar memilih membeli di kios eceran dengan harga yang jauh lebih mahal.
Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Edi Mangun menyebut lonjakan permintaan sebagai penyebab. Ada pula yang menyebut pemicunya keterlambatan distribusi.
Ini tentu ironis kalau mengingat julukan kota di Kalimantan Timur tersebut sebagai kota minyak. Tim sepak bola setempat, Persiba, di era Perserikatan juga dijuluki “Selicin Minyak”.
Ketua Kadin Balikpapan Yaser Arafat mengibaratkan kelangkaan tersebut seperti peribahasa “ayam mati di lumbung padi”. Sebab, Balikpapan memiliki kilang minyak terbesar kedua di Indonesia.
Tim sepak bolanya, Persiba Balikpapan, di era Perserikatan dulu juga dijuluki “Selicin Minyak”.
“Ini sangat memalukan. Di Kota Minyak justru terjadi kelangkaan minyak. Dan yang langka ini bukan minyak bersubsidi, tetapi Pertamax yang dibeli secara tunai,” kata Yaser kepada Kaltim Post (grup Batam Pos)(20/5).
Kamis (21/5), Kapolresta Balikpapan Kombespol Anton Firmanto menyebut kalau antrean sudah agak berkurang meski semua SPBU tetap dijaga aparat keamanan. Bisa jadi itu setelah Pertamina mengerahkan suplai tambahan BBM dari Terminal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
“Total sebanyak 3.300 kiloliter sudah dialokasikan, dengan 2.300 kiloliter untuk Balikpapan dan 1.000 kiloliter untuk Samarinda,” kata Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Alexander Susilo saat bertemu Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Balikpapan Sri Hartini Anugraha yang mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud (20/5).
Dengan kebutuhan harian Balikpapan yang mencapai 400 kiloliter untuk 20 SPBU, pasokan tambahan itu dinilai cukup untuk menstabilkan situasi. Pihaknya juga akan mengkaji agar SPBU beroperasi penuh selama 24 jam.
“Tentu tidak semua SPBU, diutamakan yang memiliki lokasi strategis dan areal luas. Untuk lokasinya akan kami sampaikan kemudian,” katanya.
Tapi, bukan berarti persoalan telah tuntas terselesaikan. Kekhawatiran kelangkaan serupa bakal kembali terjadi masih membayang. Kemarin, kelompok mahasiswa dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Aliansi Kota Minyak juga menggelar aksi di depan gedung DPRD Balikpapan sebagai bentuk protes atas polemik bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi.
Mereka melayangkan tujuh tuntutan dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 Wita. Salah satunya, mendesak pemerintah kota untuk segera menuntaskan persoalan krisis BBM ini serta menambah kuota distribusi BBM agar tercukupi bagi masyarakat.
“Pertamina ini adanya di Balikpapan, bahkan kota kita dijuluki Kota Minyak, tapi selalu mengalami krisis minyak (BBM). Itu kan aneh,” katanya.
Pertemuan antara perwakilan Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dan Pemkot Balikpapan sudah berlangsung Selasa (20/5). Di hari yang sama, Edi Mangun juga walk out saat rapat dengar pendapat dengan DPRD Kota Balikpapan.
“Kepada masyarakat seluruh Balikpapan, kami dari Pertamina Patra Niaga memohon maaf atas kondisi akhir-akhir ini. Akan keterbatasan stok jenis Pertamax di SPBU,” ucap Alexander Susilo setelah rapat dengar pendapat (20/5).
Dia pun mengklaim kondisi stok BBM jenis Pertamax sudah sangat aman, dengan perkiraan 12 hingga 15 hari ke depan. Karena itu, dia meminta kepada masyarakat Balikpapan untuk tenang.
Dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Ketua DPRD Balikpapan Alwi Alqadri disepakati tujuh poin. Di poin ketiga disebutkan, Pemkot Balikpapan agar mengusulkan penambahan kuota solar, Pertalite, dan gas LPG 3 kg. “Sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Balikpapan,” kata Alwi. (***)
Laporan: Ibrahim Oktavia Megaria Rikip Agustani
Editor: RYAN AGUNG