Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Kesan nyaman dan estetik dari sebuah ruangan bukan hanya bicara soal furnitur yang mahal ataupun gaya desain yang sedang tren. Tapi, saat ini tren desain interior lebih menggabungkan fungsi optimal dengan estetika untuk memperkuat kesan dari sebuah ruangan.
Diungkapkan Andreas Surya, Direktur Piguno Furniture, tren desain saat ini mengutamakan pengalaman pengguna. Sebut saja untuk hunian maupun ruang komersial seperti hotel, restoran, dan rumah sakit, desain interior harus mampu menggabungkan fungsi optimal dengan estetika yang kuat.
Pada proyek komersial, kenyamanan, efisiensi, dan daya tahan menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan furnitur dan penataan ruang. Di hotel, misalnya, lobi yang dirancang dengan baik bisa membentuk kesan pertama yang menentukan.
Sementara ketika masuk rumah sakit, ruang tunggu dan kamar pasien harus nyaman, bersih, dan aman. Dalam konteks ini, desain interior berfungsi lebih dari sekadar mempercantik ruang, tapi juga menjadi bagian penting dari strategi pelayanan.
Selain itu, ungkap Andreas, fungsionalitas menjadi kunci dalam desain komersial. Misalnya furnitur meja resepsionis, rak penyimpanan tersembunyi, atau lounge multifungsi harus dirancang untuk mendukung aktivitas dan identitas bisnis.
Kekuatan material dan teknik pengerjaan turut menentukan keberhasilan sebuah ruangan. Furnitur terutama untuk komersial harus tahan lama, mudah dirawat, dan memenuhi standar keamanan.
Hal ini mendorong kebutuhan akan kontraktor interior yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga memahami regulasi industri dan mampu menjadi konsultan serta eksekutor desain yang profesional. Tak heran jika pemilik usaha kini lebih selektif memilih partner interior yang mampu memahami visi dan kebutuhan ruang mereka secara menyeluruh.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya desain interior yang berpadu antara keindahan dan fungsi, banyak pelaku industri mulai berinovasi. Salah satunya adalah Piguno Furniture.
“Kami tidak hanya menyuplai furnitur, tapi juga menjadi partner strategis dalam proyek interior komersial maupun hunian premium,” ungkap Andreas.
Untuk itu, dalam proses kerja, pihaknya selalu mengintegrasi dari desain, pemilihan material, produksi, hingga quality control. Dengan fasilitas produksi besar dan kapasitas hingga 10 kontainer 40HC per bulan.
Dalam operasionalnya, digunakan kayu bersertifikat FSC® dan SVLK serta standar BSCI sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan dan etika kerja.
Bukan hanya sebagai produsen, Piguno juga aktif berkolaborasi dengan arsitek, desainer interior, dan kontraktor di seluruh Indonesia. Sebagai anggota Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Piguno turut ambil bagian dalam membangun standar profesional di industri ini.
”Piguno bukan sekadar produsen furnitur, Piguno adalah mitra strategis dalam mewujudkan desain interior yang berkelas, fungsional, dan berkelanjutan,” tutupnya.
Piguno sendiri telah menggarap berbagai proyek mulai dari hotel bintang empat seperti Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta, hingga resort tropikal Wyndham Taman Sari Jivva di Bali.
Tak hanya itu, Piguno juga dipercaya menangani proyek interior untuk rumah sakit, seperti Rumah Sakit Indriati Solo, di mana standar kebersihan dan ergonomi menjadi fokus utama.(***)
Reporter : JP Group
Editor : gustia benny