Buka konten ini
KABUPATEN MAGELANG (BP) – Siti Hartati Murdaya dan ketiga anaknya memegang obor. Sekitar pukul 11.00, Rabu (7/5), mereka mulai menyulutkan api yang menandai dimulainya prosesi kremasi Murdaya Poo di Bukit Dagi, kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Murdaya, suami Siti Hartati, wafat pada 7 April lalu dalam usia 84 tahun. Sebelum dikremasi, sejak 14 April, jenazah pebisnis dan politikus itu disemayamkan di Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara, Mendut, Kabupaten Magelang.
Jawa Pos Radar Magelang (grup Batam Pos), melaporkan, sebelum api dinyalakan, ada prosesi doa yang dipimpin biksu Chungpo Gyalton Rinpoche. Prajna Murdaya, putra pasangan Murdaya dan Siti Hartati, mengatakan kremasi secara tradisional itu merupakan keinginan dari keluarga.
”Ini (kremasi secara tradisional) sesuai dengan tradisi Buddhis yang dipimpin oleh seorang biksu dari Tibet,” ujarnya.
Prajna menuturkan, abu mendiang sang ayah baru akan dibawa satu atau dua hari setelah kremasi. Kremasinya sendiri menggunakan kayu cendana dan gaharu dengan total bobot 1,5 ton.
”Kremasi dengan api besar mungkin selesai dalam 2–3 jam. Dengan api kecil bisa 5–8 jam,” ujar Prajna.
Prajna menambahkan, abu jenazah tidak langsung dikumpulkan sesaat setelah api padam. Setelah dimasukkan ke dalam guci, pada 12 Mei, abu jenazah pemilik Pondok Indah Mall tersebut akan dibawa ke altar untuk turut didoakan dalam peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE di Candi Borobudur.
”Kami sekeluarga bersyukur karena kremasi kemarin dapat dilaksanakan di kompleks Candi Borobudur,” ujarnya.
Sementara itu, Siti Hartati Murdaya mengaku terharu karena teman sang suami sangat banyak. Tiap hari, lanjutnya, selama masa persemayaman, selalu ada yang mendoakan.
”Dari berbagai golongan dan agama, terutama umat Buddha yang berbondong-bondong melaksanakan puja bakti,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi menambahkan, proses kremasi ini merupakan satu proses untuk penyempurnaan fisik. Umat Buddha meyakini bahwa sesuatu yang tercipta tidaklah kekal.
”Kami turut menyertai beliau untuk prosesi kremasi dan melimpahkan jasa kebajikan serta mengiringi perjalanan beliau ke alam yang lebih bahagia,” katanya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG