Buka konten ini
VATIKAN (BP) – ngga hari kedua Konklaf yang berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, belum ada konsensus yang tercapai di antara para kardinal untuk memilih Paus baru.
Beberapa nama seperti Kardinal Pietro Parolin dan Kardinal Luis Antonio Tagle masih sering disebut sebagai kandidat kuat, namun belum mampu mengumpulkan dukungan mayoritas dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Kardinal Parolin, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan, dikenal karena pengalamannya dalam diplomasi dan administrasi Gereja.
Sementara itu, Kardinal Tagle, yang berasal dari Filipina, dikenal karena pendekatannya yang progresif dan kedekatannya dengan umat di Asia.
Namun, perbedaan pandangan di antara para kardinal mengenai arah kebijakan Gereja ke depan membuat proses pemilihan menjadi lebih kompleks.
Sebagian kardinal menginginkan kelanjutan reformasi yang dimulai oleh Paus Fransiskus, sementara yang lain menginginkan pendekatan yang lebih tradisional.
Selain Parolin dan Tagle, beberapa nama lain juga mulai disebut-sebut sebagai calon potensial. Termasuk kardinal dari Prancis, Hungaria, Amerika Serikat, dan Italia. Namun, belum ada yang mampu menggalang dukungan luas di antara para kardinal.
Proses konklaf ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan, mengingat kompleksitas dan pentingnya keputusan yang harus diambil.
Para kardinal diharapkan dapat mencapai kesepakatan yang mencerminkan kebutuhan dan harapan umat Katolik di seluruh dunia.
Umat Katolik di seluruh dunia terus memantau perkembangan konklaf dengan penuh harap dan doa. Mereka berharap Paus baru yang terpilih dapat membawa semangat baru dan memimpin Gereja dengan bijaksana di tengah tantangan zaman.
Sementara itu, proses pemungutan suara akan terus dilakukan setiap hari hingga Paus baru terpilih. Umat Katolik diimbau untuk terus berdoa agar Roh Kudus membimbing para kardinal dalam membuat keputusan yang tepat.
Pada Rabu (7/5) malam, pukul 21.00 waktu setempat, asap hitam muncul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa pemungutan suara pertama belum menghasilkan Paus baru.
Menurut laporan dari Vatican News, asap hitam tersebut mengepul tebal selama beberapa menit, disaksikan oleh ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Keheningan dan doa mengiringi momen tersebut, menunjukkan bahwa hingga pemungutan suara pertama selesai, belum ada kandidat yang mencapai dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Umat yang hadir tampak tenang dan tetap optimistis sambil melanjutkan doa mereka di bawah gemerlap lampu kota Roma.
Proses pemilihan ini dilakukan dalam suasana tertutup dan penuh kerahasiaan, sesuai dengan tradisi Gereja Katolik. Para kardinal akan melanjutkan hingga empat putaran pemungutan suara setiap hari hingga tercapai mayoritas dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk memilih Paus baru. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO