Buka konten ini
BATUAJI (BP) – UPTD Puskesmas Tanjunguncang di Kecamatan Batuaji merilis laporan bulanan terkait 10 penyakit terbanyak yang ditangani sejak Januari hingga April 2025. Berdasarkan data tersebut, hipertensi akibat penyakit jantung (hypertension heart disease) menempati peringkat pertama dengan 518 kasus.
Laporan ini disusun untuk memberikan informasi terkini tentang tren penyakit di wilayah kerja Puskesmas Tanjunguncang.
Hipertensi akibat penyakit jantung menjadi keluhan paling banyak, dengan rincian 237 pasien laki-laki dan 281 perempuan. Data ini menunjukkan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan pengendalian tekanan darah.
Di posisi kedua terdapat dyspepsia atau gangguan pencernaan (K30) dengan 185 kasus, terdiri dari 94 pasien laki-laki dan 91 perempuan. Sementara itu, nasofaringitis akut berada di peringkat ketiga dengan 148 kasus, sedikit lebih banyak dialami laki-laki.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tercatat di posisi keempat dengan 100 kasus. Disusul oleh hipertensi umum di peringkat kelima dengan 97 kasus—menandakan tekanan darah tinggi secara umum masih menjadi persoalan kesehatan utama.
Kasus obesitas menempati posisi keenam dengan 84 kasus, seimbang antara laki-laki dan perempuan. Di posisi ketujuh tercatat muntah berlebihan selama kehamilan dengan 66 kasus, seluruhnya dialami perempuan.
Diabetes melitus berada di urutan kedelapan dengan 55 kasus, menegaskan bahwa penyakit tidak menular masih menjadi tantangan utama di layanan kesehatan primer.
Dua penyakit pencernaan lainnya, yakni diare dan gastroenteritis (52 kasus), serta gastroenteritis dan kolitis (45 kasus), melengkapi daftar 10 besar penyakit terbanyak. Temuan ini menyoroti pentingnya peningkatan higienitas dan edukasi gizi di masyarakat.
Kepala Puskesmas Tanjunguncang, drg. Nur’aini, menyebut tren penyakit ini sebagai peringatan penting bagi semua pihak.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan, rutin memeriksakan diri, menjaga pola makan, serta aktif berolahraga. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan,” ujarnya.
Pihak Puskesmas berharap, melalui laporan ini, masyarakat dapat lebih waspada terhadap gejala penyakit umum dan mulai menerapkan pola hidup sehat. Pemerintah juga diharapkan memperkuat program pencegahan dan deteksi dini guna menekan angka kejadian penyakit di masa depan. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK