Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Batam pada Senin (5/5) siang hingga sore hari, menyebabkan gangguan terhadap sejumlah jadwal pelayaran kapal internasional tujuan Singapura dan Malaysia. Cuaca ekstrem ini membuat proses sandar dan keberangkatan kapal menjadi lebih lambat, sehingga operasional di Pelabuhan Feri Internasional Batam Center mengalami keterlambatan hingga hampir satu jam.
Syahbandar Pelabuhan Batam Center, Erik Mario Sihotang, mengatakan penundaan terjadi murni karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Angin kencang menyulitkan kapal saat bersandar, yang berdampak pada molornya jadwal keberangkatan kapal-kapal berikutnya.
“Karena angin kencang, kapal jadi sulit bersandar. Dampaknya, keberangkatan kapal lain juga ikut mundur. Otomatis jadwal kapal selanjutnya ikut terdorong,” ujar Erik, kemarin.
Sejumlah kapal yang terdampak di antaranya Wavemaster 6, Majestic Unity, dan Queen Star 6 dengan tujuan Singapura, serta Citra Legacy 5 dan MDM Express ke Malaysia. Keterlambatan bervariasi antara 20 hingga 50 menit.
“Hampir satu jam keterlambatannya. Akibatnya, semua jadwal jadi terdampak,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, diperkirakan lebih dari 500 penumpang terdampak akibat penundaan ini. Para penumpang diimbau untuk tetap bersabar dan mengikuti informasi terbaru dari operator kapal serta otoritas pelabuhan. Erik menegaskan bahwa keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama.
“Kami memahami ketidaknyamanan ini, tetapi keselamatan tetap yang paling penting. Kami terus berkoordinasi agar semua jadwal bisa kembali normal secepatnya,” ujarnya.
Penundaan tidak hanya terjadi di sisi Indonesia. Kapal-kapal dari Singapura juga mengalami keterlambatan akibat kondisi cuaca serupa. Jarak pandang di perairan pun terbatas, hanya sekitar 100 meter, jauh di bawah kondisi normal yang bisa mencapai lebih dari 500 meter.
“Delay (penundaan) juga terjadi dari arah Singapura. Jarak pandang kapal saat melintas hanya sekitar 100 meter, padahal normalnya bisa mencapai 500 meter lebih,” jelas Erik.
Selain faktor cuaca, aktivitas reklamasi di sekitar wilayah Ocarina turut memperburuk kelancaran lalu lintas pelayaran. Proses reklamasi menyebabkan penyempitan jalur laut, sehingga kapal-kapal harus melaju lebih pelan, apalagi saat cuaca buruk.
“Karena reklamasi juga, jalur pelayaran makin sempit. Saat hujan deras dan angin kencang, kapal harus lebih pelan dari biasanya. Padahal sebelumnya juga sudah melaju pelan,” tutup Erik. (*)
Reporter : Yashinta
Editor : RATNA IRTATIK