Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun, Raka Arya Heryansyah, meninggal dunia setelah tenggelam di air parit belakang Perumahan Cipta Asri, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, pada Kamis (1/5) sore. Korban ditemukan tak bernyawa setelah terseret arus di area cekungan aliran air dekat gorong-gorong yang dikenal warga cukup dalam dan berbahaya.
Kejadian memilukan ini bukan yang pertama kali terjadi. Ketua RW 012 Perumahan Cipta Asri, Poniyanto, menyampaikan bahwa peristiwa serupa telah terjadi sebanyak tiga kali.
“Ini lahan pengembangan Renggali Residence, lokasi ini masuk dalam pengelolaan mereka. Kami minta ada solusi ke depannya. Sudah tiga kali kejadian di alur pembuangan ini, tahun 2021, 2023, dan sekarang 2025. Semuanya korban anak-anak,” ujarnya, Jumat (2/5).
Menurut informasi yang dihimpun, korban tengah bermain dan mandi bersama teman-temannya di aliran air yang tergenang. Ketika mendekati area gorong-gorong yang menyerupai air terjun kecil, korban tenggelam dan tidak berhasil diselamatkan oleh teman-temannya.
Salah satu warga yang ikut membantu mengevakuasi korban, Dendi, mengatakan bahwa kondisi korban saat ditemukan sudah sangat lemas. “Saat digotong memang sudah tak bergerak. Kami coba beri pertolongan pertama, tapi tidak ada respons. Akhirnya langsung kami bawa ke Rumah Sakit Graha Hermine, tapi sayangnya nyawa korban tidak tertolong,” ucapnya.
Raka Arya merupakan anak tunggal dan telah dimakamkan pada Jumat (2/5) siang dalam suasana duka mendalam.
Kapolsek Sagulung, Iptu Rohandi Tambunan, mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah seperti mengamankan TKP, memintai keterangan saksi, serta berkoordinasi dengan rumah sakit dan pihak pengelola kawasan, PT Renggali. Ia juga mengimbau kepada para orangtua agar mengawasi anak-anak saat bermain di luar rumah.
“Lokasi ini memiliki potensi bahaya tinggi. Kami minta pihak terkait segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya,” ujarnya.
Warga dan pengurus lingkungan berharap pemerintah dan penge-lola kawasan segera mengambil langkah konkret, seperti pemasangan pagar pengaman atau penataan ulang aliran air, guna mencegah tragedi serupa di masa mendatang. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK