Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – Cuaca di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diperkirakan akan didominasi kondisi cerah berawan selama sepekan ke depan. Meski demikian, ada potensi hujan lokal yang bersifat sporadis di beberapa wilayah.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Ramlan, mengatakan bahwa Kepri saat ini sedang mengalami transisi dari musim kemarau menuju musim penghujan tahap pertama 2025. Kepri umumnya mengalami dua musim penghujan dalam setahun. “Saat ini, kita sedang memasuki tahap pertama peralihan tersebut,” ujarnya, Minggu (2/3).
Karena itu, dalam sepekan ke depan, prakiraan cuaca di Kepri masih akan didominasi cuaca cerah berawan. “Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi hujan. Masih ada peluang terjadinya hujan, yang sifatnya lokal,’’ tegas Ramlan.
Senada dengan hal tersebut, Koordinator Stasiun Meteorologi Hang Nadim, Suratman, menyampaikan bahwa cuaca di Kepri selama seminggu ke depan akan tetap cerah berawan. Namun, pada Selasa atau Rabu, berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di sebagian wilayah Kepri.
“Potensi hujan bersifat lokal pada Selasa dan Rabu. Meski demikian, hujan yang turun dapat disertai petir,’’ jelasnya.
Terkait dengan cuaca yang terasa lebih panas dalam beberapa hari terakhir, Suratman menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh tingginya kelembapan udara akibat pertumbuhan awan.
“Suhu tertinggi dapat mencapai 31 derajat Celsius di wilayah Kepri. Namun, cuaca terasa lebih panas karena tingginya kelembapan udara akibat pertumbuhan awan,’’ katanya.
Ia pun mengimbau masyarakat, terutama yang sedang menjalankan ibadah puasa, untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, terutama yang terpapar langsung sinar matahari. Selain itu, disarankan untuk memperbanyak konsumsi cairan mulai saat berbuka puasa hingga sahur.
“Perbanyak cairan setelah berbuka puasa agar terhindar dari dehidrasi,’’ harapnya.
Suratman juga meminta masyarakat agar tidak membakar sampah pada siang hari dan tidak membuang puntung rokok sembarangan.
Karena kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan panas dan kekeringan, hal ini akan meningkatkan potensi kebakaran, pungkasnya. (*)
Reporter : Yashinta
Editor : RATNA IRTATIK