Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Hari ini bank emas atau bullion bank resmi diluncurkan. Keberadaan bullion bank penting agar Indonesia mendapatkan nilai tambah dari hasil logam mulia dalam negeri. Ada dua lembaga keuangan yang ditugaskan menjadi bank emas, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Pegadaian.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menuturkan, prospek bullion bank semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, usaha itu dapat memaksimalkan value added dari sumber daya emas yang ada di Indonesia. Baik hasil tambang maupun stok yang dimiliki masyarakat. ”Dengan tambahan value added sebesar Rp30-50 triliun,” ujar Dian.
Oleh karena itu, potensinya yang sangat besar didukung dengan ekosistem pengembangan usaha bullion bank yang ada saat ini. Antara lain produsen, refiner, manufacturer, wholesales dan retailers serta masyarakat yang menjadikan logam mulia sebagai sarana investasi dan pengembangan bisnis.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, bullion bank penting untuk memitigasi risiko saat ekonomi tidak stabil. Dalam setiap krisis, hanya ada dua instrumen safe haven di tengah ketidakpastian dan ketidakstabilan. ”Satu adalah dolar Amerika Serikat, kedua adalah emas. Jadi saya pikir kita harus menggunakan emas untuk mengurangi risiko di masa mendatang,” imbuh dia.
Selain itu, keberadaan bank emas bisa memitigasi risiko di masa mendatang. Sehingga, penghimpunan tabungan haji sangat cocok dilakukan di bullion bank. Selama ini, lanjut dia, calon jemaah haji harus menaruh dana di tabungan. Jika antre berangkat haji mencapai 7 hingga 10 tahun, tentu nilai uang yang ada bisa terpengaruh inflasi.
”Namun, jika tabungannya (haji) dilakukan melalui emas, maka emas tersebut setara dengan biaya haji di masa depan. Jadi menurut saya, inilah mitigasi risiko yang akan dilakukan pemerintah,” kata Airlangga.
OJK telah memberikan izin usaha bullion BSI pada 12 Februari 2025 lalu. ”Harga emas yang terus menguat dan kemudahan transaksi melalui aplikasi BYOND menjadi pendorong bisnis emas di BSI terus tumbuh positif dan solid. Salah satunya, transaksi cicil emas yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun jika nasabah ingin melakukan investasi emas,” ujar Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna.
Saat ini, BSI fokus mendalami bisnis eksisting emas yakni cicil emas dan gadai emas. Jumlah nasabah di kedua bisnis itu mencapai lebih dari 471 ribu. Didominasi oleh kalangan gen Z dan milenial. ”Dengan diperolehnya izin kegiatan usaha bullion dari regulator, kami akan terus berinovasi menciptakan ekosistem bisnis emas yang lebih komprehensif,” imbuhnya.
PT Pegadaian semakin mantap menjalankan kegiatan usaha bullion. Deposito emas menjadi produk favorit hingga mencetak rekor lebih dari 200 kilogram sejak launching pada Januari lalu. ”Kami tentu berkomitmen untuk terus mengembangkan usaha dan layanan terbaik untuk nasabah, terutama dalam berinvestasi emas,” kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian Elvi Rofiqotul Hidayah.
Pegadaian resmi mengantongi izin menjalankan kegiatan usaha bullion dari OJK pada akhir Desember 2024. Bisnisnya meliputi deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi, maupun perdagangan emas. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO