Buka konten ini
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Batam akan tetap berjalan selama bulan Ramadan, yang diperkirakan mulai pada 1 Maret 2025. Namun, skema penyaluran MBG akan disesuaikan sehingga tidak mengganggu anak-anak yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, memastikan bahwa program ini tidak akan terhenti dan tetap menyediakan makanan bergizi bagi seluruh siswa.
“Jadi, nantinya anak-anak akan masuk sekolah, kemudian pulang membawa makanan yang tahan lama untuk disantap saat berbuka puasa bagi yang muslim,” ujar Tri, Rabu (19/2).
Untuk menyesuaikan dengan bulan Ramadan, makanan yang diberikan kepada siswa muslim akan berupa makanan yang tidak mudah basi atau bersifat kering. Pendistribusian akan dilakukan menjelang jam pulang sekolah dengan kemasan paper food tanpa food tray.
Sementara itu, bagi siswa yang tidak menjalankan puasa, pihak terkait telah mempertimbangkan opsi agar mereka tetap dapat menikmati MBG tanpa menimbulkan ketidaknyamanan bagi siswa lain.
“Sesuai petunjuk teknis begitu. Namun, kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari BGN,” tambahnya.
Saat ini, jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berfungsi sebagai dapur MBG di Batam mencapai dua unit dan akan bertambah menjadi tiga dengan pengoperasian dapur baru. Ketiga dapur tersebut adalah dapur mitra BGN milik Yayasan SIAP di Kompleks Golden City, Bengkong. Kemudian, dapur mitra BGN milik Yayasan Darus Sholihin di Perumahan Anggrek Mas 1, Kelurahan Taman Baloi, Batam Kota. Yang terbaru, adalah dapur mitra BGN milik Yayasan Yonkenedia di Panbil, Seibeduk.
“Insyaallah, hari ini (kemarin) satu dapur lagi akan mulai beroperasi, yaitu Dapur mitra BGN milik Yayasan Yonkenedia di Panbil, sehingga totalnya menjadi tiga dapur,” ungkap Tri.
Berdasarkan perhitungan tim MBG, setiap dapur mampu melayani hingga 3.500 siswa. Dengan target 20 dapur yang diharapkan beroperasi pada 2025, program ini diproyeksikan dapat melayani sekitar 57.000 siswa atau 19 persen dari total penerima manfaat di Batam.
Tri Wahyu Rubianto menegaskan bahwa pengelolaan dapur MBG sepenuhnya berada di bawah kendali BGN melalui SPPG. Pemerintah Kota Batam juga telah mengajukan usulan lahan ke BGN melalui Pemprov Kepri untuk pembangunan dapur umum tambahan guna mendukung distribusi makanan yang lebih optimal.
“Kendali sepenuhnya dilakukan oleh BGN melalui SPPG. Pemerintah Kota Batam telah mengajukan usulan lahan ke BGN melalui Pemprov Kepri agar dapat dibangun menjadi dapur umum. Lahan-lahan tersebut nantinya akan diverifikasi oleh BGN,” jelasnya.
Tri menambahkan bahwa koordinasi terus dilakukan agar mitra BGN lainnya dapat memenuhi persyaratan operasional MBG di Batam. Dengan optimalisasi ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif dan menjangkau lebih banyak siswa yang membutuhkan, terutama selama bulan Ramadan.
Fitri, salah satu orangtua siswa di Bengkong, ketika diminta tanggapan terkait rencana menu MBG bisa dibawa pulang bagi siswa yang berpuasa, menyambut antusias hal tersebut. Menurutnya, kebijakan itu bagus sehingga anak-anak dapat tetap menjalankan ibadah puasa dan haknya untuk mendapatkan menu MBG tetap terpenuhi.
”Sehingga nanti enggak ada anak-anak cemburu pada kawannya, karena ada yang dapat (yang tidak berpuasa) tapi ada juga yang tidak dapat,” katanya. (***)
Reporter : Rengga Yuliandra
Editor : RATNA IRTATIK