Buka konten ini

Masyarakat, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Batuaji, resah dengan maraknya peredaran uang palsu pecahan kecil. Uang palsu ini sering digunakan dalam transaksi di warung, pedagang kaki lima, dan toko kelontong, sehingga merugikan banyak pihak.
Salah seorang warga, Umi, menduga uang palsu pecahan kecil lebih mudah beredar karena jarang diperiksa secara teliti.
“Mungkin karena nominalnya kecil, orang sering abai mengeceknya. Baru ketahuan setelah kita tutup warung atau tempat usaha,” ujarnya, Minggu (16/2).
Menurut Umi, kebanyakan uang palsu yang ditemukan adalah pecahan Rp5.000. Ia mengaku sudah beberapa kali menerima uang palsu saat berjualan.
“Kalau diperhatikan baik-baik, ukurannya sedikit lebih kecil dibanding uang asli. Biasanya juga dalam kondisi kusut dan sering dilipat-lipat agar tak mencolok,” tambahnya.
Selain itu, ciri mencolok lainnya adalah tidak adanya logo Bank Indonesia (BI) tersembunyi dalam gambar uang. Hal ini menjadi petunjuk penting bagi masyarakat agar lebih teliti saat menerima uang dalam transaksi. “Nyaris semua mirip dengan aslinya, tapi kalau dicek lebih detail, ada perbedaan,” kata Umi.
Heri, seorang pedagang kaki lima di Tanjunguncang, Batuaji, juga mengaku sering menerima uang palsu pecahan kecil.
Ia menegaskan bahwa uang pecahan besar, seperti Rp50.000 dan Rp100.000, jarang ditemukan palsu karena lebih sering diperiksa penerimanya. “Biasanya yang palsu itu pecahan kecil karena jarang diperiksa,” ungkapnya.
Hendro, seorang sales yang memasok barang ke warung-warung sembako, juga mengalami hal serupa. Ia mengatakan sudah tiga kali menemukan uang palsu pecahan Rp5.000 saat menerima pembayaran dari pelanggan. “Orang warung juga pasti tertipu karena uangnya kusut dan kelihatan biasa saja. Kami sales biasanya membawa senter untuk mengecek uang palsu, tapi lebih fokus ke pecahan besar. Akibatnya, saya sudah tiga kali kecolongan,” keluh Hendro.
Masyarakat berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengatasi peredaran uang palsu ini. Selain merugikan warga, uang palsu juga berdampak buruk bagi perekonomian daerah.
Untuk itu, warga diimbau lebih berhati-hati saat menerima uang, terutama pecahan kecil. Penge-cekan sederhana seperti memperhatikan ukuran, kondisi fisik, serta keberadaan logo BI dapat membantu menghindari kerugian akibat uang palsu.
Batam Pos mencoba mengonfirmasi temuan masyarakat ini ke Polresta Barelang. Kasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Debby Tri Andrestian, mengatakan pihaknya akan menindak-lanjuti hal ini ke lapangan.
”Coba saya cek dulu (ke lapangan),” katanya singkat. (***)
Reporter : EUSEBIUS SARA, YOFI YUHENDRI
Editor : RATNA IRTATIK