Buka konten ini

QINGDAO (BP) – Pemain dan ofisial Indonesia langsung mengerubungi M Shohibul Fikri/Daniel Marthin. Itu setelah keduanya mampu memastikan gelar usai menundukkan Chen Xu Jun/Huang Di. Fikri/Daniel menang meyakinkan (21-15, 21-9).
Bertanding di Qingdao Conson Sport Centre melawan tuan rumah Tiongkok di babak final Badminton Asia Mixed Team Championships (BAMTC) 2025, Indonesia unggul 3-1. Dua kemenangan lain disumbangkan Rinov Rivaldy/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang menundukkan Gao Jia Xuan/Wu Meng Ying (21-11, 21-13) dan Alwi Farhan yang menundukkan Hu Zhe An (21-15, 21-13). Satu-satunya kekalahan di pertandingan ini diderita Putri Kusuma Wardani. Dia takluk dari Xu Wen Jing (12-21, 13-21).
Gelar juara menjadi sejarah baru bagi tim Indonesia di BAMTC. Pada edisi 2017, Indonesia tersingkir di perempat final usai ditundukkan Jepang (2-3). Di edisi 2019, skuad Merah Putih kembali ditaklukkan Jepang di babak semifinal dengan skor 0-3. Sedangkan pada 2023, Indonesia kalah dari Korea Selatan di perempat final dengan skor 1-3.
Bisa meraih gelar juara atas Tiongkok juga terasa spesial. Pasalnya, lawan merupakan tim tersukses di BAMTC dengan raihan 2 gelar juara pada edisi 2019 dan 2023. Apalagi, ini menjadi pertamakalinya Tiongkok berstatus tuan rumah.
Fikri menyebutkan, bisa meraih kemenangan dengan skor cukup telak tak lepas dari keunggulan tim 2-1 sebelum bertanding. ”Mungkin di sana (lawan) ada tekanan karena main di rumah sendi-ri. Itu jadi bikin kami sema-ngat di lapangan,” ungkapnya.
Daniel menambahkan, karena tim sudah unggul, membuat dirinya bermain lebih lepas.
”Kami juga fokus, tidak mikirin mereka pendukungnya banyak. Kami fokus ke pribadi dan semalam melihat pertandingan mereka dan sudah kami antisipasi,” tuturnya.
Fikri menuturkan, adanya pengalaman menjadi bagian tim Indonesia di ajang beregu seperti Piala Thomas juga menjadi kredit tersendiri. ”Jadi meski ada pressure bisa diatasi karena kami mau jua-ra,” ucap pemain binaan SGS Bandung itu.
Salah satu strategi yang sukses adalah di ganda campuran. Dimana, Dejan Ferdinansyah yang dalam kondisi tidak fit usai menelan kekalahan sebelumnya di babak semifinal diistirahatkan. Gantinya, sang kapten Rinov yang mendampingi Fadia. Rinov membeberkan, meski menjadi pasangan dadakan, tapi sudah saling mengenal dengan Fadia. Terlebih, keduanya dari tim yang sama, PB Djarum.
Keduanya sudah pernah berduet di beberapa ajang mulai dari junior hingga di akhir 2024 mengantarkan Djarum juara Kejuaraan Beregu Campuran PBSI. ”Jadi sudah sama-sama tahu peran masing-masing. Itu sangat menguntungkan di lapangan,” ucap Rinov.
Fadia mengamini ucapan dan percaya akan kemampuan partnernya di lapangan. Apalagi, saat ini keduanya juga sering latihan bersama seiring Fadia bermain rangkap di ganda campuran. ”Paling tadi saling mengingatkan untuk tidak kendur saja di setiap poin,” ujarnya.
Rinov menyebutkan strategi untuk terus menekan lawan yang notabene pemain muda cukup berpengaruh. Dampaknya, lawan tak bisa mengeluarkan performa terbaiknya.
”Mereka adalah pasangan muda yang cukup bagus, mereka masa depan ganda campuran China,” katanya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG