Buka konten ini
LEVERKUSEN (BP) – Mengalahkan Bayern Munchen butuh sebuah kesempurnaan. Granit Xhaka, gelandang Bayer Leverkusen, paham akan hal itu.
“Kami harus menjalani hari yang hebat, hari yang sempurna untuk mengalahkan tim ini (Bayern Munchen, red),” kata Xhaka tengah pekan lalu dikutip dari laman resmi Bundesliga.
Benar saja. Musim lalu, misalnya, Leverkusen harus lebih dulu mencetak rekor ungeschlagen (unbeaten/tak terkalahkan) sebelum memutus dominasi 11 musim Munchen di Bundesliga.
Sayangnya, kesempurnaan itu belum terwujud kemarin (16/2) dini hari WIB. Bermain nyaris tanpa cela melawan Munchen, Leverkusen harus menerima hasil 0-0 di BayArena dalam laga pekan ke-22 Bundesliga. Padahal, dalam laga itu, performa Leverkusen nyaris sempurna. Mereka mendominasi jalannya pertandingan dengan unggul penguasaan bola hingga 56 persen dan mencetak total 15 tembakan.
Lukas Hradecky dkk tampil menekan selama 90 menit dan membuat Munchen tidak sekali pun mencetak tembakan tepat sasaran. Data dari Opta menyebut bahwa catatan nol tembakan ke gawang itu adalah yang terburuk bagi Munchen selama 18 tahun.
Kali terakhir Die Bayern –julukan Bayern Munchen– gagal mencetak tembakan tepat sasaran terjadi saat melawan Wolfsburg pada Mei 2008.
“Saya bahkan tidak ingat apakah Bayern memiliki peluang mencetak gol,” kata Xhaka kepada Sky.
“Bermain seperti itu melawan Bayern, dengan penuh karakter, mentalitas, dan komitmen, pantas mendapatkan respek,” lanjutnya.
Satu-satunya kendala bagi Leverkusen– yang akhirnya menentukan hasil pertandingan– adalah soal konversi gol. Padahal, Die Werkself –julukan Leverkusen– sebetulnya punya dua peluang emas. Yakni, dari Nathan Tella (26’) dan Jeremie Frimpong (22’). Sayangnya, dua peluang itu sama-sama membentur mistar.
Terlepas dari gol, penampilan melawan Bayern dinilai jadi salah satu yang terbaik dalam beberapa kali pertemuan terakhir melawan Die Roten, julukan Bayern.
“Kami melakukannya dengan hampir sempurna. Kami memiliki peluang dan bermain di area pertahanan mereka hampir sepanjang pertandingan,” kata der trainer Leverkusen Xabi Alonso kepada Sky.
“Tidak mudah melawan Bayern ini. Saya telah menyaksikan hampir semua pertandingan mereka. Mereka menekan, mereka menguasai permainan, dan mereka bermain dengan dominasi yang hebat. Tapi, Sabtu malam ini mereka tidak melakukannya sama sekali,” lanjutnya.
Namun, hasil seri itu membuat Leverkusen gagal memangkas jarak dari Bayern. Mereka tetap tertinggal delapan poin. Tapi, itu tidak membuat Alonso berkecil hati.
“Memang belum cukup (untuk membuat perbedaan, red) di klasemen, tapi musim belum berakhir. Seperti yang saya katakan tahun lalu, kami bisa bicara (gelar, red) bulan April,” ujarnya. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO