Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Efisiensi anggaran di lingkungan pemerintah berdampak pada program konversi motor lis-trik. Meski akan melanjutkan program tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah melakukan penghitungan ulang.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan, capaian program konversi tahun lalu sekitar 1.300 unit. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, kata dia, menyampaikan adanya kelanjutan dari program tersebut.
”Pak Menteri bilang ada, tetapi anggarannya yang baru kita diskusikan. Ditambah ada efisiensi,” ujar Eniya di Jakarta akhir pekan lalu (14/2).
Eniya menegaskan bahwa anggaran yang belum dapat dipastikan tersebut lantaran adanya kebijakan efisiensi anggaran di kementerian dan lembaga. Oleh karena itu, soal anggaran konversi motor listrik pada 2025 belum dapat disampaikan kepada publik.
Meski begitu, pihaknya telah memberikan penawaran kepada perusahaan-perusahaan untuk ikut serta dalam program konversi motor sebagai wadah CSR. ”Karena sekarang sudah bergerak (program konversi, red), ada dana CSR dari perusahaan untuk beli baterainya. Program ini menjadi salah satu yang diharapkan dapat mempercepat ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai menuju emisi nol karbon,” urainya.
Program konversi motor listrik menjadi salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) fosil di masa depan. Selain program itu, ada upaya mendorong penerapan biodiesel.
Eniya menyebutkan, per Sabtu lalu, sudah ada 1,2 kilo liter B40 yang tersalurkan. Mandatori biodiesel 40 (B40) sendiri mulai dijalankan pada 1 Januari 2025. Program mandatori biodiesel berjalan sejak 2008 silam, dimulai dengan adanya B25 atau biodiesel dengan campuran kadar 25 persen.
”Dexlite maupun biosolar makin banyak dan kita targetnya tahun ini 15,6 juta kiloliter,” bebernya.
Eniya menjelaskan, dengan target B40 tahun ini, jika dihitung, diperkirakan dapat menurunkan emisi 41 juta ton CO2. Selain itu, jika dilakukan perdagangan karbon maka dampak ekonomi akan terjadi, bukan hanya terjadi penurunan emisi. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : RYAN AGUNG