Buka konten ini
Aksi balap liar di Batam semakin meresahkan. Aksi kebut-kebutan di jalan itu membuat pengguna jalan lain waswas, bahkan membuat driver ojol yang bekerja di malam hari merasa tak aman. Warga berharap pihak berwenang lebih serius dalam menertibkan balap liar demi keselamatan pengguna jalan lainnya.
Sementara itu, maraknya aksi balap liar di jalan raya di Batam Center, kini pindah ke wilayah Sekupang, tepatnya di depan Shangri-La, Kelurahan Tanjungpinggir.
Dalam program Jumat Curhat Kamtibmas Presisi Kapolri yang digelar Polsek Sekupang di Lapangan Bola Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang, Jumat (14/2), sejumlah warga mengadukan keresahan mereka terhadap kegiatan ilegal yang sering terjadi pada malam hari tersebut.
Salah satu warga, Hendri, 42, mengungkapkan bahwa suara bising dari motor yang dimodivikasi kerap mengganggu ketenangan masyarakat sekitar. ”Hampir setiap malam, terutama malam Minggu, suara knalpot bising dari balap liar sangat mengganggu. Selain mengganggu istirahat warga, ini juga membahayakan pengguna jalan lain,” ujarnya.
Senada dengan Hendri, Antoni, 50, seorang pengendara yang sering melintas di kawasan tersebut, mengatakan bahwa aksi balap liar juga menyebabkan kemacetan. ”Kadang mereka memenuhi jalan, bahkan ada yang sengaja menutup sebagian jalur untuk balapan. Ini sangat mengganggu dan berbahaya bagi pengendara lain,” keluhnya.
Menanggapi berbagai aduan tersebut, Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom, menegaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli dan melakukan penindakan terhadap pelaku balap liar. ”Kami akan segera bertindak dengan meningkatkan patroli serta menindak tegas para pelaku balap liar. Kami juga mengimbau warga untuk segera melaporkan jika ada kejadian serupa agar dapat langsung kami tindaklanjuti,” tegasnya.
Selain itu, Polsek Sekupang juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi jangka panjang guna mencegah aksi balap liar kembali terjadi. Sekretaris Camat (Sekcam) Sekupang, Eko Wiryono, mengapresiasi langkah cepat kepolisian dalam merespons keluhan masyarakat. Ia berharap kerja sama antara warga dan aparat keamanan dapat terus ditingkatkan demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif.
Dengan adanya perhatian serius dari kepolisian, warga berharap aksi balap liar di depan ShangriLa bisa segera ditertibkan sehingga kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan tetap terjaga.
Sementara itu, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Barelang hingga saat ini belum menetapkan tersangka dalam kecelakaan yang menewaskan pengemudi ojek daring (ojol) perempuan, Windy Astuti. Padahal, kecelakaan ini sudah terjadi enam hari lalu.
Kasat Lantas Polresta Barelang, AKP Afiditya Arief Wibowo, mengatakan pihaknya telah menaikkan status kasus ini ke tahap penyidikan. ”Pastinya, proses akan kami naikkan ke penyidikan sebelum penetapan tersangka,” ujarnya, Jumat (14/2).
Afid menjelaskan bahwa untuk menetapkan tersangka, pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). ”Kami masih berproses dan terus melakukan pemeriksaan saksi-saksi,” katanya.
Diketahui, kecelakaan ini bermula saat korban mengendarai motor Honda BeAT BP 4055 HH dari arah Simpang Frengky menuju Simpang Kara. Dari arah yang sama, remaja berinisial RH (15) memacu motornya, Yamaha Mio BP 5519 CE.
Korban ditabrak hingga mengalami pendarahan di kepala. Sementara itu, motornya ringsek dan kotak pengangkut barang di jok belakang hancur.
”Barang bukti sudah kami amankan di gudang,” ungkap Afid. Dengan kejadian ini, Afid menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan penindakan di lokasi-lokasi rawan balap liar. Penindakan dilakukan secara acak.
”Kami akan melakukan Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) di lokasi rawan secara random,” tegasnya.
Ia menambahkan, pengendara yang melanggar akan diberikan efek jera berupa sanksi tilang elektronik (ETLE) Mobile. ”Sedangkan remaja yang terjaring akan diberikan efek jera berupa pemanggilan orang tua atau guru sekolah,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Windy Astuti, pengemudi ojol, tewas setelah ditabrak seorang remaja yang diduga melakukan aksi balap liar di Simpang Kara, Batam Center, Minggu (9/2) dini hari. Perempuan berusia 32 tahun itu merupakan tulang punggung keluarga dan seorang ibu tunggal yang menghidupi anak serta ibunya yang sudah lanjut usia.
Windy tinggal di Perumahan Citra Renggali Marina. Jasadnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Seitemiang. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama anaknya yang masih duduk di bangku SMP.
Informasi dari rumah duka mengungkap bahwa sebelum kejadian, Windy sedang mengantar pesanan makanan siap saji dari Simpang Kara menuju Kepri Mall. Namun, dalam perjalanan, ia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Menurut keluarganya, Windy ditabrak dari belakang oleh seorang remaja yang ikut balap liar. ”Katanya ditabrak anak-anak dari belakang. Anak itu yang menabrak tak apa-apa, tapi anak kami meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit,” ujar Diawati, ibu angkat korban, di rumah duka.
Keluarga berharap kasus ini dapat ditangani dengan transparan dan adil oleh kepolisian. Mereka menginginkan kejelasan dan pertanggungjawaban atas kecelakaan yang merenggut nyawa Windy. (***)
Reporter : Yofi Yuhendri, Rengga Yuliandra
Editor : RYAN AGUNG