Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Rekons-truksi anggaran turut memberikan dampak pada pengelolaan naskah kuno Nusantara di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan preservasi untuk 10.300 naskah kuno Nusantara.
Namun, karena efisiensi, jumlahnya berkurang menjadi hanya 2.165 naskah. ”Kami tetap melaksanakan itu (preservasi) untuk koleksi-koleksi yang sifatnya sudah sangat ringkih,” ujarnya di ruang Komisi X DPR, Kamis (13/2).
Sama dengan lembaga-lembaga lain, Perpusnas juga melakukan rekonstruksi anggaran. Efisiensi itu membuat pagu anggaran Perpusnas tahun 2025 yang semula Rp721,6 miliar menjadi Rp441,8 miliar atau dipangkas Rp279,8 miliar.
Aminudin menjelaskan, efisiensi itu tidak hanya berdampak pada kegiatan merawat dan menjaga naskah kuno, tetapi juga program-program Perpusnas yang menjadi prioritas tahun ini. Di antaranya, alih aksara naskah kuno Nusantara (dari 80 menjadi 17 naskah), saduran naskah kuno Nusantara (dari 10 menjadi 2 naskah), dan kajian naskah kuno (dari 20 menjadi 4 naskah).
Program intervensi bantuan ke perpustakaan desa/komunitas juga kena dampak. Begitu pula program pengembangan perpustakaan sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi. Untuk sekolah, Perpusnas mengurangi target pengembangan dari 10 ribu menjadi 2.900 perpustakaan. Sedangkan untuk perguruan tinggi menjadi 190 perpustakaan dari target awal 900 perpustakaan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan efisiensi anggaran tidak akan berdampak pada upaya perlindungan WNI di luar negeri. Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir menegaskan, efisiensi anggaran bukan untuk mengurangi atau membatasi fungsi dari tugas kementerian. Namun, untuk meningkatkan efisiensi kinerja. ”Jadi, bukan berarti Kemenlu akan melonggarkan upaya perlindungan WNI,” tegasnya di Jakarta, Kamis (13/2).
Selain itu, menurut Tata, sapaan Arrmanatha, pemerintah biasanya akan memberikan anggaran tambahan jika memang ada kondisi darurat untuk perlindungan WNI. Misalnya, terjadi konflik besar sehingga membutuhkan langkah evakuasi dengan dana yang cukup besar. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO