Buka konten ini
JOMBANG (BP) – Satu di antara dua pembunuhan yang mengguncang Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dalam dua hari beruntun berhasil diungkap. Sementara jenazah tanpa kepala yang kepalanya sudah berhasil ditemukan masih dalam proses identifikasi.
Mengutip Jawa Pos Radar Jombang (grup Batam Pos) kemarin (13/2), jenazah PRA, 19, siswi SMA asal Kecamatan Sumobito, Jombang, mengapung di Saluran Induk Mrican Kanah, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, pada Selasa (11/2) pagi. Sehari kemudian (12/2), jenazah pria tanpa kepala ditemukan di saluran irigasi Dusun Mireng, Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh. Di hari yang sama saat sore, penemuan potongan kepala manusia didapati di Sungai Ngotok Ring Kanal, Dusun Kedunglempuk, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang. Polisi memastikan dua potongan tubuh itu satu kesatuan.
AP, 18, pacar korban yang berdomisili di Kecamatan Perak, Jombang, adalah otak kekejian terhadap PRA. Dua pelaku lain yang ditangkap adalah AT, 18, dan Lutfi Innahu, 32, keduanya warga Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.
”Ada tiga pelaku yang kita tangkap dan memang ada unsur penganiayaan, persetubuhan, hingga pembunuhan,” terang Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan dalam rilis kasus di Mapolres Jombang kemarin. Yang pertama ditangkap AP di Gudo, Jombang. Polisi menembak salah satu kakinya dengan alasan hendak melarikan diri saat ditangkap. Keterangan yang didapat darinya digunakan petugas untuk menangkap dua pelaku lain, AT dan Lutfi, di Kunjang.
Kenal di Medsos
Kepada petugas, AP mengaku awalnya mengenal korban lewat media sosial (medsos). Dari perkenalan itu, hubungan keduanya semakin dekat.
Pada Senin (10/2) sore, pelaku berhasil memperdaya korban untuk bertemu di wilayah Mojowarno. Agar dibolehkan keluar membawa motor, korban berpamitan kepada keluarga untuk COD (cash on delivery).
Keduanya akhirnya bertemu di daerah Mojowangi, Kecamatan Mojowarno. Setelah dari Mojowarno, AP berhasil membujuk korban agar mau diajak ngopi ke wilayah Kecamatan Perak.
Setelah nongkrong, AP kemudian mengajak korban untuk pergi ke rumah AT, teman pelaku, di wilayah Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri. Sesampai di rumah AT, korban sempat ditinggal sendirian, sedangkan kedua pelaku keluar membeli minuman keras.
Saat kembali, keduanya mengajak serta pelaku Lutfi untuk datang hingga mereka bertiga terlibat pesta miras. Setelah puas menenggak miras, ketiga pelaku kemudian mengajak korban ke area persawahan di Desa Godong, Kecamatan Gudo. ”Di situlah korban diper-kosa oleh para pelaku ini,” terangnya.
Korban sempat melawan, namun para pelaku dengan sadis menganiaya di bagian perutnya hingga korban me-ngalami pendarahan. Hal ini sesuai hasil autopsi yang dilakukan RS Bhayangkara Kediri.
Korban yang sudah lemas tak berdaya kemudian kembali diboncengkan ketiga pelaku dan dibawa kembali ke Desa Tugu, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. ”Jadi, AP dan AT ini bonceng tiga dengan korban di tengah. Sementara LI, dia melihat di belakang,” tambah Kasatreskrim Polres Jombang AKP Margono Suhendra.
Untuk menghilangkan jejak kejahatan, ketiga pelaku membuang tubuh korban ke Saluran Induk Mrican Kanan di Purwoasri hingga ditemukan warga mengapung di Saluran Induk Mrican Kanan, Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, pada Selasa (11/2) pagi. Hasil autopsi menunjukkan korban meninggal akibat tenggelam. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : GALIH ADI SAPUTRO