Buka konten ini
BINTAN (BP) – Pesisir Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong dipenuhi sampah kiriman. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pengudang Mangrove pun memasang pelampung barrier untuk melindungi mangrove.
Pengiat mangrove, Iwan Winarto mengatakan, musim utara ditandai angin kencang dan ombak kuat. Biasanya saat musim angin utara, pesisir Pulau Bintan mendapat sampah kiriman.
Pesisir Pulau Bintan berbatasan dengan Laut Natuna Utara sehingga sampah-sampah dari negara tetangga terbawa angin dan ombak kuat hingga sampai ke pesisir pantai Bintan. Akhirnya, sampah-sampah kiriman itu mencemari pesisir Pulau Bintan.
Menurutnya, ini menjadi persoalan tapi belum bisa diatasi. Dia bersama Pokdarwis Mangrove Pengudang, hanya melakukan bersih-bersih pantai sesuai kemampuan mereka. Mereka juga memasang pelampung barrier untuk melindungi mangrove sementara waktu di musim utara. Mulanya, mereka melihat banyak pelampung plastik terdampar di pesisir pantai.
Mereka terpikir bagaimana pelampung itu menjadi barrier yang dapat meminimalisir sampah masuk ke kawasan mangrove.
”Setidaknya, pelampung barrier yang dipasang mengurangi dampak sampah di mangrove,” katanya, ditemui di Mangrove Pengudang di Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong, Rabu (12/2) pagi.
Menurutnya, mangrove sangat banyak manfaatnya, selain memiliki peran dalam ekosistem di pesisir, mangrove juga berperan sebagai kawasan ekowisata seperti wisata mangrove tour dan tour kunang-kunang. Pemasangan pelampung barrier, dia berharap, wisatawan yang berkunjung ke Pengudang Mangrove tetap dapat menikmati keindahan alam dan mangrove. Meski sampah memiliki dampak negatif, sampah juga bernilai positif karena memiliki nilai tambah bagi ekonomi masyarakat pesisir. (*)
Reporter : Slamet Nofasusanto
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI