Buka konten ini
Di tengah hiruk-pikuk Kota Tanjungpinang, terdapat sebuah lorong sempit yang penuh dengan sejarah dan keunikan. Lorong Sepatu, begitu masyarakat menyebutnya. Lorong Legendaris ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak puluhan tahun silam. Meskipun hanya sebuah gang kecil, Lorong Sepatu di Jalan Merdeka Kota Lama
Tanjungpinang ini, menyimpan cerita panjang tentang perjuangan, ekonomi rakyat dan warisan yang masih bertahan hingga kini.
Salah satu daya tarik utama dan membuat Lorong Sepatu ini melegenda adalah keberadaan para tukang sol sepatu yang hampir berpuluh-puluh tahun mengais rezeki.
Meskipun terkenal hanya dari mulut ke mulut, namun popularitasnya tak kalah tenar dengan tempat atau jalan protokol lain di Tanjungpinang. Bedanya, lorong legendaris yang telah ada sejak 1950-an ini, hanya berbentuk gang kecil. Lebar jalannya tak lebih dari tiga meter. Panjangnya tak lebih juga dari 10 meter.
Lorong Sepatu di Kota Lama ini, telah ada sejak tahun 1950-an. Aslinya, lorong unik dan legendaris di Kota Lama Tanjungpinang ini bernama Lorong Merdeka IV. Namun sejak tahun 1960-an, gang sempit ini berubah nama menjadi Lorong Sepatu.
Berdirinya Lorong Sepatu bukan berarti tahun 1960-an mulai ada tukang sol sepatu di Tanjungpinang. Namun, melebihi umur lorong tersebut. Sebab tukang sol sepatu keliling telah mulai ada dan eksis di Tanjungpinang sebelum tahun 1950-an. Bahkan mungkin sejak zaman perjuangan.
Awalnya, tukang sol sepatu hanya berkeliling kota untuk mencari pelanggan.
Namun seiring berjalannya waktu, para tukang sol sepatu mulai berkumpul di lorong kecil untuk menawarkan jasa mereka.
Kemudian lorong ini menjadi tempat permanen bagi tukang sol sepatu bekerja. Sehingga nama Lorong Sepatu pun muncul secara alami karena identik dengan aktivitas perbaikan sepatu yang berlangsung setiap hari, dari pagi hari hingga sore hari.
Selain itu, lorong yang berada di kawasan Kota Lama ini juga merupakan salah satu pusat ekonomi tertua di Tanjungpinang. Lokasinya yang strategis membuatnya menjadi tempat ideal bagi para pejuang ekonomi, pedagang kecil dan pekerja jasa untuk berkembang.
Eksisnya gang sempit ini hingga sekarang, menjadi sebuah berkah bagi para tukang sol sepatu dan pedagang lainnya. Mereka mendapat rezeki dari lorong ini. Jadi, lorong kecil dan sempit ini seperti sekolah. Entah berapa banyak pedagang dan tukang sol sepatu yang pernah mangkal di tempat legendaris ini.
Keunikan khas dari lorong ini adalah tukang sol sepatu di Lorong Sepatu masih menggunakan cara tradisional dalam memperbaiki sepatu. Mulai dari menjahit sol hingga mengelem bagian yang rusak. Keahlian itu juga diwariskan dari generasi ke generasi.
Menjadikan lorong ini sebagai pusat perbaikan sepatu tertua di Tanjungpinang.
Selain menjadi tempat tukang sol sepatu, Lorong Sepatu juga dikenal sebagai pusat perdagangan kecil. Di sepanjang lorong, berbagai kios dan lapak kecil menjual aneka barang, mulai dari pakaian, perhiasan emas, kacamata, hingga kain tradisional.
Nuansa khas pasar tempo dulu masih terasa di sini, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer Kota Lama Tanjungpinang.
Tak hanya itu, Lorong Sepatu bukan sekadar gang sempit di tengah kota, namun tempat yang menyimpan kenangan bagi banyak orang.
Sejumlah bangunan atau ruko tua yang masih berdiri, aroma lem dan kulit sepatu yang khas, serta suara riuh para pedagang membuat suasana lorong ini terasa seperti perjalanan ke masa lalu.
Tersisa Tiga Generasi
Lorong Sepatu tetap bertahan di tengah modernisasi dan perkembangan zaman. Sejumlah pedagang dan pejuang ekonomi lainnya serta tukang sol sepatu tetap bertahan tetap menghiasi lorong legendaris ini.
Di era modern ini, di mana sepatu semakin murah dan mudah diganti, jasa sol sepatu perlahan mulai berkurang peminatnya. Namun, Lorong Sepatu tetap bertahan sebagai simbol ketekunan dan kerja keras.
Bahkan, wajah tua yang dahulu mendominasi, kini telah memudar. Ini karena generasi selanjutnya yang mangkal di Lorong Sepatu.
Para pedagang kecil dan para tukang sol yang masih tersisa, terus berusaha mempertahankan profesi mereka, meski persaingan dengan industri modern semakin ketat.
Saat ini, tersisa tiga generasi tukang sol sepatu di Lorong Sepatu. Ketiganya adalah Hermansyah, Yanto dan Erwin. Ketiga tukang sol sepatu yang kini berusia 50 tahun ini, telah mangkal beberapa tahun di gang sempit ini.
Menurut Hermansyah pada tahun 2010 pernah mangkal seorang tukang sol sepatu bernama Subarman. Namun kini Subarman tidak mangkal lagi di Lorong Sepatu dan telah pensiun menjalani profesinya sebagai tukang sol sepatu.
Subarman saat ini tengah menikmati masa tuanya.
Menurut Hermansyah, Subarman selalu bersyukur menjadi tukang sol sepatu karena penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan, setelah lama menabung, Subarman akhirnya memenuhi impiannya berangkat berhaji ke Tanah Suci Makkah sekira tahun 2013 lalu.
”Pak Haji (Subarman) memang terkenal. Beliau orang lama (tukang sol sepatu) di lorong ini. Tapi sekarang sudah pensiun karena beliau sudah tua,” kata Hermansyah kepada Batam Pos.
Menurut Hermansyah, keahlian memperbaiki sepatu inilah yang membuat dirinya menekuni pekerjaan sebagai tukang sol sepatu. Ia pun senang menjalani pekerjaannya tersebut.
”Alhamdulillah kami selalu bersyukur menjadi tukang sol sepatu di Lorong Sepatu ini,” ucapnya.
Tukang sol sepatu lainnya yakni Yanto menambahkan, Lorong Sepatu adalah bagian penting dari sejarah Tanjungpinang. Keberadaannya mencerminkan semangat gotong royong dan daya juang masyarakat kecil yang bertahan di tengah perkembangan zaman.
Menurutnya, Lorong Sepatu bukan hanya tempat untuk memperbaiki sepatu saja, tetapi juga sebagai tempat yang memberikan pengalaman berbeda.
”Ya bersama-sama kita menjaga tempat ini (Lorong Sepatu). Biar tambah ramai pengunjung,” katanya. (***)
Reporter : YUSNADI NAZAR
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI