Buka konten ini
BATAM KOTA (BP) – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Utara (Sumbagut) semakin gencar menerapkan sistem QR Code untuk pembelian BBM subsidi jenis Pertalite di wilayah Kepri. Langkah ini diambil untuk memastikan distribusi BBM subsidi lebih tepat sasaran sekaligus meng-hindari potensi penyelewengan.
Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, menyampaikan bahwa hingga saat ini, sebanyak 159 ribu kendaraan di Kepri telah terdaftar dalam program Subsidi Tepat Pertalite. Penerapan QR Code ini dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi penyaluran BBM subsidi.
”Selain Pertalite, BBM jenis solar juga sudah menerapkan sistem yang sama. Hingga saat ini, sekitar 23.800 kendaraan pengguna Biosolar telah terdaftar dalam program Subsidi Tepat Pertalite,” katanya, Senin (11/2).
Pendaftaran untuk mendapatkan QR Code masih dibuka bagi masyarakat yang belum mendaftarkan kendaraannya. Proses pendaftaran dapat dilakukan secara daring melalui situs resmi subsiditepat.mypertamina.id.
“Semua persyaratan dan langkah-langkah pembuatan (QR Code) sudah tersedia di website kami. Masyarakat bisa langsung mengeceknya dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan,” katanya.
Penerapan sistem ini juga mendapatkan dukungan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menyebutkan bahwa penggunaan QR Code terbukti cukup efektif dalam memastikan distribusi BBM subsidi tepat sasaran.
“Penggunaan QR Code ini sebenarnya cukup efektif, meskipun masih ada beberapa penyimpangan yang terjadi. Namun, secara umum, data menunjukkan adanya penurunan konsumsi BBM subsidi, khususnya solar,” katanya.
Berdasarkan data BPH Migas, penerapan QR Code yang dimulai pada pertengahan 2022 telah berkontribusi terhadap penurunan konsumsi solar pada tahun tersebut. Tren ini berlanjut pada 2023, dengan pertumbuhan konsumsi solar yang sangat kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
”Terbukti pada tahun 2022 ke 2023 terjadi penurunan konsumsi solar. Lalu dari 2023 ke 2024 ada kenaikan, tapi sangat sedikit pertumbuhannya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Menurut Erika, kebijakan ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengontrol penggunaan BBM subsidi agar tidak disalahgunakan.
Pemerintah dan Pertamina terus berupaya menyosialisasikan kebijakan ini kepada masyarakat luas agar semakin banyak kendaraan yang terdaftar dalam program Subsidi Tepat MyPertamina. Dengan begitu, distribusi BBM subsidi bisa lebih tertata dan transparan.
Selain itu, penggunaan teknologi QR Code juga membantu dalam mengawasi distribusi BBM subsidi secara lebih akurat. Data dari sistem ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait alokasi dan pengendalian BBM subsidi di masa mendatang. (*)
Reporter : Arjuna
Editor : RATNA IRTATIK