Buka konten ini
SAGULUNG (BP) – Setiap pagi, Simpang Basecamp yang menghubungkan wilayah Batuaji dan Sagulung, kerap macet karena padatnya arus kendaraan. Hilir mudik para pekerja serta orang tua yang mengantar anak ke sekolah, membuat simpang dengan bundaran di tengah jalan itu selalu penuh sesak. Sayangnya, hingga kini belum ada rambu lalu lintas yang berfungsi untuk mengatur arus kendaraan.
Karena tidak adanya pengaturan yang jelas, para pengendara berlomba-lomba untuk melintas terlebih dahulu. Akibatnya, kemacetan menjadi pemandangan rutin di kawasan ini. Sering kali terjadi senggolan antarkendaraan hingga tabrakan kecil, yang semakin memperburuk situasi lalu lintas.
Kondisi tersebut menjadi keluhan utama bagi para pengguna jalan, terutama kaum ibu yang rutin antar-jemput anak ke sekolah.
“Karena tidak ada lampu pe-ngatur lalu lintas, semua pengendara berebutan,” ujar Yanti, salah satu orangtua yang melintasi kawasan tersebut setiap pagi, Senin (10/2).
Selain memperlambat perjalanan, kemacetan di simpang ini berpotensi membahayakan keselamatan pengendara dan pejalan kaki. Banyak kendaraan yang saling berebut jalan sehingga menimbulkan situasi berbahaya, terutama bagi anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah.
Masyarakat berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan, seperti memasang rambu lalu lintas atau menugaskan petugas untuk mengatur arus kendaraan. Diharapkan, dengan adanya solusi yang tepat, kemacetan dan potensi kecelakaan di kawasan tersebut dapat diminimalkan.
Kecelakaan lalu lintas di Simpang Barelang dan Simpang Basecamp, Batuaji kerap terjadi. Persimpangan di ruas Jalan R Suprapto ini tidak dilengkapi dengan lampu penga-tur lalu lintas layaknya persimpangan lainnya, yang ada hanya-lah lampu peringatan kewaspadaan.
Pengendara sering kali terkecoh karena masing-masing ingin melintas terlebih dahulu, sehingga kecelakaan terjadi. Kejadian terakhir terjadi pada Senin (6/8) malam, ketika dua pemotor bertabrakan di tengah simpang Barelang.
Pemotor dari arah Jalan Trans Barelang yang hendak menuju Muka Kuning ditabrak oleh pemotor yang datang dari Batuaji menuju Muka Kuning. Tidak adanya rambu pengatur untuk arus kendaraan dari tiga arah di persimpangan tersebut semakin memperburuk situasi.
Meskipun kecelakaan tersebut tidak parah, kejadian itu menarik perhatian pengguna jalan lain. Permintaan pemasangan rambu lalu lintas di Simpang Barelang dan Basecamp, kembali disuarakan. Kedua persimpangan tersebut sedang ditata Pemko Batam, dan diharapkan bundaran di tengahnya segera dilengkapi dengan rambu lalu lintas layaknya persimpangan lainnya.
“Mempercayakan sepenuhnya pada kesadaran pengendara untuk saling mengalah sangat sulit. Memang harus ada rambu lalu lintas, karena sudah sering terjadi kecelakaan. Setiap pengendara ngotot untuk menjadi yang pertama sehingga akhirnya terjadi kemacetan di tengah persimpangan karena tidak ada yang mau mengalah,” ujar Umar, warga Tembesi.
Hal yang sama terjadi di simpang Basecamp. Meskipun ruas jalan simpang empat ini sudah cukup lebar, kecelakaan sering terjadi karena pengendara berlomba-lomba untuk melintas terlebih dahulu. Akibatnya, sering terjadi tabrakan dan kemacetan arus lalu lintas.
“Apalagi saat sore hari ketika para pekerja pulang, semua ngebut. Sering terjadi tabrakan. Yang dari Tanjunguncang ngebut, begitu pula yang dari Mukakuning ke Marina,” kata Theo, warga Batuaji.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Salim, telah memastikan bahwa kedua persimpangan yang sedang dalam penataan Pemko Batam memang tidak dilengkapi dengan rambu lalu lintas layaknya persimpangan lainnya. Kedua simpang yang memiliki bundaran di tengah hanya diberi lampu peringatan saja.
“Itu memang seperti itu, hanya ada lampu kewaspadaan karena adanya bundaran,” ujar Salim.
Sebagaimana diketahui, Pemko Batam telah menata simpang Barelang dan Tembesi pada tahun 2023 lalu. Penataan tersebut meliputi pelebaran akses jalan persimpangan dengan bundaran di tengah. Rencananya, akan ada tugu air mancur di tengah bundaran, namun sampai saat ini penger-jaan baru mencakup pembukaan akses jalan menjadi lima lajur dan bundaran. Tugu air mancur masih belum terwujud. (*)
Reporter : Eusebius Sara
Editor : RATNA IRTATIK