Buka konten ini
Sebanyak 16 perwakilan media cetak dan online dari Jakarta, Batam, dan Pekanbaru mendapat kesempatan mengunjungi Gleneagles Hospital Johor dan Pantai Hospital Ayer Keroh Melaka, Malaysia pada 2-5 Februari 2025. Seperti apa kedua rumah sakit tesebut? Berikut laporannya.
DARI sudut ruang Health Screening Unit (HSU) alias Unit Pemeriksaan Kesehatan lantai 2 Gedung Gleneagles Hospital Johor, Malaysia, Nurhasanah, 34, tampak cemas saat spuit atau jarum suntik menembus kulit dan menyedot 10 mililiter darah dari lipatan tangan sebelah kirinya. Ini kali pertama semasa hidup dia, menjalani tahapan medical check up (MCU) untuk mendeteksi apakah ada penyakit yang mulai menjangkit tubuhnya.
Meriung juga Dinda Dwi Lestari, 24, ditemani beberapa rekannya sedang menunggu giliran untuk hal serupa. Keduanya berprofesi sebagai influencer Indonesia dari dua wilayah yang berbeda. Nurhasanah dari Provinsi Riau, sedangkan Dinda dari Batam.
Belum pernah bertemu sebelumnya. Senin (3/2) pagi, tanah Melayu juga yang membuat mereka berkenalan. Bertukar nomor gawai hingga menjadi teman akrab, begitu benarlah.
Lain cerita dengan Nurhasanah.
Medical check up yang dijalani Dinda, untuk mengetahui lebih lanjut kondisi kesehatan fungsi hati pascamengonsumsi Retinoid. Ini adalah salah satu jenis obat untuk mengobati jerawat, rosacea, hingga psoriasis.
Menurut Dinda, obat Retinoid dikonsumsi selama dua bulan di 2024. Obat berkategori keras dan tak dijual bebas itu, ia beli dari rekan sesama influencer yang ada di Turki tanpa melakukan konsultasi dengan dokter estetika atau kecantikan sebelumnya.
Dinda tak ujuk-ujuk melakukan medical check up. Dokter estetika tempat dia berkonsultasi tentang perawatan lah yang kemudian menganjurkan untuk segera cek kondisi kesehatan fungsi hati.
Menurut Dinda, dampak jika mengonsumsi Retinoid dalam jangka panjang berakibat mengeringnya kelenjar minyak yang ada di tubuh dan bisa menyebabkan rahim menjadi kering. Setidaknya demikian informasi yang ia dapatkan dari dokter.
Kembali ke bilangan sudut ruang HSU itu, wajah Nurhasanah yang semula tampak cemas, girang kembali usai sampel darahnya berhasil diambil untuk selanjutnya diuji di laboratorium. Nurhasanah dan Dinda, hanya dua dari sekian banyak pasien internasional yang berobat di Gleneagles Hospital Johor, salah satu rumah sakit yang tergabung dalam jaringan IHH Healthcare Malaysia.
Didominasi Pasien dengan Riwayat Kanker dan Jantung
Indonesia Sales Lead IHH Healthcare Malaysia, dr Candra Sukardji, terdapat 18 rumah sakit yang menjadi bagian dari grup ini. Selain Malaysia, juga ada di beberapa negara lainnya seperti Brunei Darussalam, Taiwan, Hongkong, Turki, dan India.
Dikatakannya, tingkat antusias warga negara Indonesia yang berobat di Gleneagles Hospital Johor, Malaysia, sangat tinggi. Dalam sebulan, sedikitnya ada 100 pasien yang berasal dari Indonesia terbang ke Negeri Jiran untuk berobat.
”Rata-rata dalam satu bulan ada 100 WNI yang berobat di Gleneagles Hospital. Kebanyakan berasal dari Medan, Batam, Pekanbaru, Jakarta, dan Surabaya. Pasien kanker dan jantung lebih mendominasi,” jelas dr Candra Sukardji, Selasa (4/2).
Dr Candra menambahkan, dirinya bersama dengan Senior Patient dan Affiliate Management Executive IHH Healthcare Malaysia, dr Agustina Lestari, menjadi perpanjangan tangan IHH Healthcare Malaysia untuk Indonesia, kantor perwakilannya ada di Jakarta. Apabila ada calon pasien asal tanah air yang ingin berobat di Gleneagles Hospital Johor, maka dr Candra dan dr Agustina akan melakukan komunikasi melalui ponsel hingga kemudian membuat komitmen awal dan jadwal kunjungan serta siapa dokter yang akan melakukan penanganan medis.
Ia menambahkan, paket skrining kesehatan eksklusif sebesar RM1.000 (senilai Rp3.700.000) untuk pasien Indonesia. Biaya ini mencakup akomodasi, penginapan dan transportasi antar-jemput gratis dari lokasi kedatangan dan keberangkatan kembali ke tanah air, menjadi magnet bagi calon pasien di tanah air.
2018 Titik Awal Gleneagles Hospital Johor
CEO Gleneagles Hospital Johor dan Pejabat Eksekutif Tertinggi Regional Rumah Sakit Selatan dan Timur, IHH Healthcare Malaysia, dr Kamal Amzan, mengatakan, bertemakan nilai dalam tiap langkah, tak hanya berupa janji namun sudah menjadi filosofi rumah sakit yang ia pimpin. Ia memastikan, sejak pasien menginjakkan kaki di Gleneagles Hospital Johor hingga akhir menuju pemulihan, akan dilayani dengan baik. Pihaknya akan menghadirkan pola perawatan yang menggabungkan presisi dengan empati.
”Semua ini tidak hanya tentang penanganan suatu kondisi. Melainkan, tentang penghormatan terhadap individu di balik tiap diagnosis,” ujarnya.
Kamal Amzan merinci, sejak dibuka pada 2018, Gleneagles Hospital Johor sudah menampung lebih dari 21.000 pasien internasional dari seluruh Asia Pasifik, termasuk pasien dari Indonesia. Menurutnya, para dokter spesialis yang ahli di bidang masing-masing seperti onkologi, kardiologi, obstetri, atau neurologi, tidak hanya bekerja secara profesional sesuai dengan kepakarannya.
Selain itu, para dokter juga memberikan penanganan medis yang disesuaikan dengan nuansa budaya, riwayat pribadi, dan harapan dari masing-masing pasien. Dengan fokusnya pada inovasi, perawatan penuh kasih, dan fasilitas kelas dunia, Gleneagles Hospital Johor terus menetapkan tolok ukur untuk keunggulan pelayanan kesehatan, menjadikannya sebagai destinasi utama bagi pasien yang mengupayakan perawatan medis kelas atas dan hasil yang transformatif.
”Metaverse Health Hunt atau Pengupayaan Kesehatan Metamesta ini yang kita miliki, memadukan pengalaman digital yang sempurna sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas layanan perawatan kesehatan bagi seluruh pasien,” kata Kamal Amzan.
Lebih lanjut, Kamal menyebut bahwa berbagai fasilitas seperti ruang tunggu pasien internasional menyediakan kenyamanan dan kemudahan yang tak tertandingi bagi pasien. Selain itu, seluruh staf yang bekerja di Gleneagles Hospital Johor menurut Kamal Amzan juga memiliki kemampuan multibahasa. Sehingga memudahkan komunikasi antara staf dan pasien.
”Nah, Gleneagles Hospital Johor juga membuka kantor perwakilan di Batam untuk meningkatkan aksesibilitas. Kita menawarkan layanan penjemputan gratis dari terminal kapal feri dan bandara,” paparnya.
Tur media yang dilakukan ini menyoroti berbagai fasilitas utama, termasuk Pusat Kanker, A&E, Pusat Ortopedi dan Jantung, serta Ruang Tunggu Pasien Internasional Utama. Anggota media juga berkesempatan untuk meninjau bangsal perawatan dan fasilitas rehabilitasi yang akan datang di Level 7, untuk meningkatkan perawatan pasien dan infrastruktur.
Selama tur tersebut, demonstrasi langsung sistem bedah robotik da Vinci Xi dan teknologi CORI Arthroplasty memperlihatkan bagaimana teknologi canggih ini, yang dipadukan dengan perawatan ahli, menetapkan standar baru untuk hasil klinis dan perawatan pasien. (***)
Reporter : JAMIL
Editor : RYAN AGUNG