Buka konten ini
Windy Astuti, pengemudi ojek daring (ojol), tewas setelah ditabrak seorang remaja yang diduga melakukan aksi balap liar di Simpang Kara, Batam Center, Minggu (9/2) dini hari. Perempuan berusia 32 tahun ini merupakan tulang punggung keluarga, dan almarhumah adalah seorang ibu tunggal yang menghidupi anak serta ibunya yang sudah lanjut usia.
Windy tinggal di Perumahan Citra Renggali Marina. Jasadnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Seitemiang. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama anaknya yang masih duduk di bangku SMP.
Informasi dari rumah duka mengungkap bahwa sebelum kejadian, Windy sedang mengantar pesanan malam itu. Ia mengantar makanan siap saji dari Simpang Kara menuju Kepri Mall. Sayangnya, dalam perjalanan, ia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Menurut keluarganya, Windy ditabrak dari belakang oleh seorang remaja yang ikut balap liar. “Katanya ditabrak anak-anak dari belakang. Anak itu yang nabrak tak apa-apa, tapi anak kami ini meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit,” ujar Diawati, ibu angkat korban di rumah duka.
Beberapa saat sebelum kecelakaan, Windy sempat mengirim pesan kepada sepupunya, Wili. Dalam pesan itu, ia menanyakan kabar Wili dan berpamitan untuk mengantarkan pesanan. Namun, siapa sangka, pamitan itu menjadi pesan terakhirnya kepada keluarga.
Menurut Diawati, Windy merupakan pekerja keras. Sejak berpisah dengan suaminya, ia menghidupi keluarganya seorang diri. Sebelumnya, ia bekerja di Singapura, tetapi karena suatu alasan, ia beralih menjadi pengemudi ojol untuk mencari nafkah.
Nada, putrinya, mengungkapkan bahwa ibunya adalah sosok yang pantang menyerah. “Mama bekerja keras untuk keluarga. Sekarang Mama sudah tak ada, tak tahu lagi ke depannya bagaimana,” ujar Nada lirih dengan mata berkaca-kaca.
Kehilangan Windy menjadi pukulan berat bagi keluarganya. Ia adalah satu-satunya pencari nafkah, dan kepergiannya meninggalkan ketidakpastian bagi masa depan anaknya serta ibunya yang sudah tua.
Keluarga berharap kasus ini dapat ditangani dengan transparan dan adil oleh kepolisian. Mereka menginginkan kejelasan dan pertanggungjawaban atas kecelakaan yang merenggut nyawa Windy.
Aksi balap liar di Batam semakin meresahkan. Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang ditimbulkan oleh aksi ugal-ugalan di jalan. Warga pun berharap pihak berwenang lebih serius dalam menertibkan balap liar demi keselamatan pengguna jalan lainnya.
Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Kepri terus memperketat pengawasan terhadap aksi balap liar yang meresahkan masyarakat di Kota Batam. Langkah ini diambil setelah insiden kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada Minggu (9/2) dini hari, yang mengakibatkan satu korban jiwa.
Dirlantas Polda Kepri, Kombes Tri Yulianto, mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kejadian tersebut. “Ada indikasi keterlibatan balap liar dalam insiden ini, tetapi kami masih mencari bukti lebih lanjut karena tidak ada saksi mata. Dari keterangan yang kami peroleh, korban diduga ditabrak dari belakang,” ujarnya di Polda Kepri, Senin (10/2).
Untuk mencegah kejadian serupa, pihak kepolisian telah meningkatkan patroli di sejumlah titik yang kerap dijadikan arena balap liar oleh para remaja. “Kami sudah memaksimalkan pengawasan, terutama pada akhir pekan. Namun, para pelaku sering kali bermain kucing-kucingan dengan petugas untuk menghindari razia,” tambahnya.
Polda Kepri juga mengimbau masyarakat agar berperan aktif dalam memberantas aksi balap liar dengan segera melaporkan apabila melihat adanya kegiatan tersebut. “Kami butuh kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat. Jika mengetahui ada aksi balap liar, segera informasikan kepada kami agar bisa segera ditindak,” tegas Kombes Tri Yulianto.
Selain itu, para pengguna sepeda motor diingatkan untuk selalu mematuhi peraturan lalu lintas dan menggunakan jalur yang telah ditentukan demi keselamatan bersama.
“Kesadaran pengendara sangat penting untuk mencegah kecelakaan dan menjaga keamanan di jalan raya,” ujarnya. Peningkatan patroli ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan akibat balap liar serta menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih aman dan tertib di Kota Batam.
Untuk diketahui, keberadaan pembalap liar di jalanan Kota Batam tak ada habisnya. Pembalap liar yang didominasi remaja ini tak hanya meresahkan pengendara, tetapi juga menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.
Rapi, pengemudi ojek daring, mengatakan bahwa ia hampir setiap malam menemukan aksi balap liar, khususnya di wilayah Batam Center. “Biasanya ada balapan itu pada tengah malam. Saya sering ketemu, karena ambil pesanan malam,” ujarnya.
Menurut dia, keberadaan pembalap liar ini mengancam keselamatan seluruh ojol yang sedang mencari nafkah pada malam hari. “Kami (ojol) banyak menghabiskan waktu di jalan. Tapi jalan Batam sekarang malah tidak aman,” katanya.
Rapi menilai banyaknya pembalap liar ini karena minimnya pencegahan dan penindakan oleh pihak kepolisian. Sehingga, anak-anak semakin nekat atau merajalela. “Jarang ada polisi, paling ada yang patroli sesekali. Kalau lihat ada mobil patroli, mereka berhenti dulu,” ungkapnya.
Seharusnya, kata Rapi, penindakan yang dilakukan polisi dilakukan secara masif, seperti berjaga di lokasi yang rawan digunakan balap liar. “Jangan hanya patroli atau razia sesekali saja. Itu tidak akan membuat jera, pembalapnya akan balik lagi,” katanya.
Diketahui, pada tahun lalu, polisi menyebutkan ada 16 lokasi balap liar. Lokasinya berbeda-beda, di antaranya di kawasan Nagoya di depan Gereja Immanuel Batam dan Jalan Raden Patah.
Kemudian di Batam Center, yakni di Dataran Engku Hamidah, Bundaran Madani, Hotel 01, Simpang Frengky, dan Simpang Kara. Sedangkan di Sekupang, aksi balap liar terjadi di Hutan Mata Kucing, SP Sagulung, Bundaran Tembesi, serta di Pasar Pancur, Nongsa.
Sebenarnya tidak hanya di lokasi tersebut. Aksi kebut-kebutan di jalan raya oleh remaja tersebut hampir tiap malam juga terlihat di dekat Simpang Helm Legenda Malaka, simpang empat Kalista, dan sekitar patung Perahu Lancang Kuning Mega Legenda.
”Puluhan remaja bermotor itu sering terlihat nongkrong di parkiran Indomaret Lancang Kuning, Legenda Malaka. Mungkin mereka menghindari patroli polisi. Hari biasa agak sepi, tapi di akhir pekan: malam sabtu dan malam minggu mereka numpuk di sana. Para pedagang di sana resah,” ujar Nur.
”Ditindak lah mereka itu, apalagi kalau sudah lewat tengah malam. Gak nyaman warga di sana,” tambahnya.
Kanit Turjawali Satlantas Polresta Barelang, Iptu Yelvis Oktaviano, mengatakan untuk mengantisipasi aksi balap liar ini, pihaknya berkoordinasi dengan polsek setempat dan Polda Kepri. “Masalahnya titik balap liar ini banyak. Maka, untuk berjaga di lokasi itu, polsek setempat harus melibatkan semua unsur,” katanya.
Yelvis mengaku pihaknya juga sudah kerap memberikan efek jera kepada pembalap liar dengan memberikan sanksi tilang hingga penyitaan knalpot brong.
“Tapi mereka kerap bermain kucing-kucingan. Saat ada anggota, mereka bubar, dan ketika anggota pergi, mereka balik lagi,” tutupnya. (***)
Reporter : Eusebius Sara, Azis Maulana, Yofi Yuhendri
Editor : RYAN AGUNG