Buka konten ini
TIONGKOK (BP) – Perang dagang Tiongkok-AS seakin sengit. Terbaru, regulator antimonopoli Tiongkok tengah mempersiapkan kemungkinan investigasi terhadap peraturan Apple dan biaya App Store Apple.
Hal ini terjadi sehari setelah Tiongkok menargetkan bisnis-bisnis Amerika Serikat termasuk Google, produsen peralatan pertanian, dan pemilik merek fesyen Calvin Klein pada kasus serupa.
Seperti dikutip Reuters dari laporan Bloomberg, tindakan beruntun Tiongkok terhadap produk AS ini berlaku beberapa menit setelah beban tarif impor atas barang-barang Tiongkok diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Badan Pengawas Pasar Negara sedang meninjau kebijakan Apple, termasuk komisi hingga 30 persen atas pembelian dalam aplikasi dan pembatasan atas layanan pembayaran eksternal dan App Store. Alhasil, saham Apple turun 2,6 persen dalam perdagangan prapasar AS.
Menurut laporan itu, regulator Tiongkok telah berdiskusi dengan para eksekutif dan pengembang aplikasi Apple sejak tahun lalu. Hanya saja, Apple dan regulator antimonopoli Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.
Regulator mengatakan, Google diduga melanggar undang-undang antimonopoli negara tersebut. Namun, regulator tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang penyelidikan atau apa yang diduga dilakukan Google untuk melanggar hukum.
Beberapa hari yang lalu, profesor Universitas Tsinghua, Zhang Chenying, menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar milik negara “People’s Daily”, bahwa penyelidikan tersebut mungkin terkait dengan bisnis sistem operasi Google Android.
Google telah menggunakan posisi dominannya untuk memberlakukan pembatasan dan kendala pada produsen ponsel Tiongkok dalam hal teknologi dan bisnis. Namun, ia tak merinci sumber informasi tersebut.
Selain itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan telah menempatkan PVH Corp, perusahaan induk untuk merek-merek termasuk Calvin Klein dan Tommy Hilfiger, dan perusahaan bioteknologi AS Illumina pada daftar entitas yang tidak dapat diandalkan. (*)
Reporter : JP GROUP
Editor : MUHAMMAD NUR