Buka konten ini
JAKARTA (BP) – Di tengah maraknya mobil LCGC dan city car bekas, juga MPV atau SUV compact yang harganya sekarang terjangkau, mobil berpenggerak empat roda atau All-Wheel Drive, Four-Wheel Drive (4WD), atau secara sederhana disebut mobil 4×4 bekas masih punya daya tarik tersendiri.
Mobil 4×4 bekas juga dibutuhkan untuk beberapa kebutuhan niaga untuk perkebunan dan pertambangan. Contohnya saja seperti Toyota Hilux atau Mitsubishi Triton yang keduanya merupakan mobil double cabin pick up berpenggerak 4 roda.
Berbeda dengan mobil berpenggerak roda dua, mobil 4WD memiliki biaya perawatan yang lebih mahal. Hal ini karena pada mobil 4×4 memiliki komponen tambahan seperti propeller shaft, differential, transfer case dan sistem Torque on Demand yang memungkinkan torsi bisa dikirim ke bagian roda tertentu.
Melihat biaya servis mobil 4×4 yang mahal tersebut, membuat Anda harus jeli ketika ingin memilih mobil 4×4 bekas agar tidak terlalu rugi di kemudian hari. Berikut tips memilih mobil bekas 4×4 yang bisa diperhatikan melansir Ibid Astra.
Pertama, sebelum membeli, ada baiknya Anda melakukan riset kecil-kecilan tentang mobil tersebut kepada penjual. Menurut Jock McDonald, salah satu praktisi 4WD 24-7, setidaknya Anda sudah mengantongi 4 pertanyaan sebelum membeli mobil 4×4 bekas.
Misalnya, selama pemakaian, mobil tersebut digunakan untuk apa? daily driving perkotaan, olahraga off-road, atau industrial. Kemudian tanyakan, bolehkah Anda melihat riwayat servis mobilnya dan sejak kapan mobil ini diservis.
Apakah pernah mengalami kecelakaan juga bisa ditanyakan. Jika ya, seberapa parah dan part apa saja yang mengalami perbaikan?
Selain menanyakan beberapa hal tadi ke penjual, Abda juga harus meriset mobil yang akan dijual misalnya tahun berapa produksinya, fitur apa saja yang dimiliki oleh mobil tersebut.
Alasannya, apabila kemungkinan terburuknya mobil bekas yang Anda beli harus masuk bengkel, kamu sudah memahami apa yang menjadi kerusakan mobil tersebut.
Langkah awal untuk memeriksa kelayakan mobil penggerak empat roda bekas adalah dengan mengamati komponen bodi dan postur dari mobil itu sendiri. JIka dilihat dengan mata telanjang, apabila bentuk mobil 4×4 yang sudah tidak proporsional seperti miring sebelah, Anda patut curiga.
Bentuk mobil yang tidak proporsional biasanya akibat dari sasis monokok yang sudah bengkok atau abnormal akibat adanya benturan entah tabrakan atau sering dilalui di jalan off road.
Selanjutnya, periksa komponen ban. Salah satu keunggulan mobil 4×4 adalah penyaluran tenaga ke seluruh roda atau roda tertentu untuk meningkatkan traksi melalui sistem torque on demand.
Dengan kata lain, mobil 4×4 bekas yang sering digunakan pada lintasan ekstrem biasanya pada salah satu ban mengalami keausan yang cukup parah. Hal ini bisa jadi pertimbangan untuk membeli mobil 4×4 bekas tersebut atau tidak.
Ketiga periksa komponen mesin. Seperti yang diketahui, rata-rata mobil 4×4 dibekali dengan mesin diesel untuk mendukung performa. Masih menurut 4WD 24-7, ada beberapa cara mengetes apakah mesin tersebut sudah menunjukan “capek”.
Ketika mesin dihidupkan, mobil mengeluarkan asap putih yang menandakan bensin tidak terbakar sempurna yang berarti terdapat masalah pada injektor atau businya.
Apabila mesin dihidupkan berwarna kebiruan, itu berarti oli mesin masuk ke dalam ruang pembakaran. Ketiga, apabila Anda melakukan test drive dan mobil mengeluarkan suara ngelitik, sudah hampir dipastikan bahwa mobil tersebut sudah mengalami kelelahan.
Ciri-ciri lainnya adalah dengan menyalakan mesin kemudian buka katup pengisian oli mesin dan letakkan tutup katup oli tadi ke atas mesin. Apabila mesin dinyalakan tutup oli terlempar, maka biasanya mobil tersebut sudah mengalami keausan alias ngobos.
Keempat, cek seluruh komponen di kolong mobil. Pada mobil 4×4 biasanya terdapat komponen penghubung antara roda depan dan belakang berupa driveline atau shaft. Anda bisa mengecek komponen ini melalui bagian kolong mobil.
Caranya, Anda bisa menggerak-gerakkan secara perlahan masing-masing shaft, apakah terdapat goyangan yang ekstrim atau tidak. Jika ya, berarti mobil tersebut sudah pernah melalui medan berat.
Anda juga perlu mengecek bagian seal transfer case yang terletak juga di bagian kolong mobil, apakah sudah mulai robek atau belum. Seal transfer case yang sudah tercabik-cabik jika dibiarkan akan membuat oli pada transfer case bocor.
Terakhir, periksa komponen transfer case itu sendiri. Jika memungkinkan, Anda bisa melakukan test drive pada mobil 4×4 bekas yang ingin dibeli untuk mencoba rasa berkendara terlebih untuk mengetes perpindahan antara dari 2H (2 High) ke 4H (4WD High range) dan 4L (4WD Low range).
Anda bisa melakukan gerakan maju-mundur lalu berhenti agar perpindahan transfer case jadi lebih mudah. JIka ketika perpindahan terasa ada bunyi di bagian tengah bawah mobil atau terdapat hentakan, ada kemungkinan transfer case mengalami masalah.
Itulah sedikit tips sebelum Anda membeli mobil 4×4 bekas. Memang para pengguna mobil 4×4 di Indonesia lebih banyak digunakan untuk kebutuhan daily driving dan bukan olahraga, tapi tetap saja ketelitian saat membeli bisa mengurangi Anda rugi di kemudian hari. (***)
Reporter : JP GROUP
Editor : fiska juanda