Buka konten ini
BATAM (BP) – Badan Pengu-sahaan (BP) Batam menargetkan nilai investasi sebesar Rp60 triliun pada 2025. Naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp40 triliun. Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, mengatakan bahwa target ini sejalan dengan upaya penguatan sektor-sektor unggulan yang telah menunjukkan pertumbuhan positif pada 2024.
“Kami optimistis target ini dapat tercapai dengan strategi yang telah disusun,” katanya, Kamis (23/1).
Sektor yang menjadi fokus BP Batam dalam menggenjot investasi meliputi industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam. Selain itu, sektor jasa, perdagangan, dan reparasi juga terus menunjukkan perkembangan positif pada kuartal III tahun 2024.
BP Batam memastikan sektor manufaktur tetap menjadi pilar utama perekonomian daerah. Industri ini mencakup berbagai bidang, seperti galangan kapal, peralatan minyak dan gas, perangkat lunak komputer, jaringan dan layanan teknologi informasi, semikonduktor, serta kendaraan dan suku cadang motor.
Tak hanya sektor manufaktur, BP Batam turut menaruh perhatian pada pengembangan industri jasa. Beberapa subsektor jasa yang dianggap memiliki potensi besar untuk mempercepat pembangunan Batam di antaranya adalah logistik, pariwisata, pemeliharaan dan perbaikan pesawat, kesehatan, pendidikan, serta keuangan.
Dari sisi investasi asing, Singapura masih menjadi negara dengan kontribusi terbesar dalam Penanaman Modal Asing (PMA) di Batam, dengan nilai investasi mencapai Rp1,91 triliun hingga kuartal III tahun 2024. Selain Singapura, Tiongkok juga mencatatkan kontribusi signifikan dengan nilai investasi sebesar Rp1,69 triliun.
Untuk terus meningkatkan minat investor asing, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah memperkuat infrastruktur dasar, seperti jalan serta sarana dan prasarana penunjang lainnya, untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Selain itu, BP Batam terus menjalin kerja sama dengan kedutaan besar, asosiasi usaha, serta jaringan bisnis internasional untuk menarik minat investor ke Batam. Pameran berskala nasional dan internasional juga akan semakin diperbanyak, disertai dengan promosi yang lebih konsisten dan masif.
Selama 2024, tidak ada laporan mengenai investor yang hengkang atau memindahkan usahanya dari Batam. Hal ini disampaikan Ketua Apindo Batam, Rafki Rasyid. Ia menilai pembangunan infrastruktur oleh BP Batam berjalan dengan baik, demikian pula dengan penyederhanaan proses perizinan.
“Pelayanan perizinan di BP Batam sudah cukup baik, meskipun masih ada beberapa kewenangan yang belum sepenuhnya diserahkan oleh kementerian dan lembaga di pusat. Namun, secara keseluruhan, iklim investasi di Batam tetap terjaga,” katanya.
Namun demikian, dia mengingatkan BP Batam untuk memiliki strategi yang lebih agresif dalam menarik investor yang berpotensi hengkang dari Tiongkok dan Vietnam akibat perubahan kebijakan ekonomi global, khususnya dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.
“Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya. Jangan sampai kesempatan ini terlewatkan lagi. BP Batam harus mampu menawarkan insentif dan daya tarik yang luar biasa agar para investor memilih Batam sebagai destinasi investasi mereka,” ujarnya.
Menurut Rafki, 2025 akan menjadi momentum penting bagi Batam untuk menarik lebih banyak investor, terutama investor yang tengah mencari lokasi baru di luar Tiongkok dan Vietnam akibat dinamika perdagangan global.
“Harapan kami, BP Batam bisa lebih proaktif dalam membidik peluang ini dan mengoptimalkan berbagai potensi yang dimiliki Batam untuk menarik investasi besar di masa mendatang,” katanya. (*)
Reporter : Arjuna
Editor : RYAN AGUNG