Rabu, 22 Januari 2025

Jadilah member kami

Untuk membaca keseluruhan berita di Harian Batam Pos.

Berita Hari Ini

K3 dalam Perspektif Islam

PERINGATAN bulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Nasional 12 Januari–12 Februari 2025 dengan tema “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen...

Pesmol Ikan

Perlu Tambahan 15 Dapur Umum

Program Makanan Ber gizi Gratis (MBG) di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, belum bisa mencakup seluruh siswa. Di nas Pendidikan (Disdik) Kota Batam menargetkan 58 ribu siswa dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK dapat menikmati manfaat program ini pada tahun ini.

“Hasil rapat koordinasi dengan gubernur kemarin, menyampaikan bahwa target pemerintah untuk 2025 adalah mencakup 19 persen dari jumlah siswa penerima man faat,” ujar Kepala Disdik Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, Kamis (16/1).

Menurutnya, program ini dirancang bisa menjangkau sekitar 300 siswa di setiap tingkatan pendidikan di Batam. Namun, pelaksanaannya sangat bergantung pada jum lah dapur umum sehat yang siap beroperasi. Saat ini, Batam hanya me miliki lima dapur umum, terdiri atas satu dapur milik mitra Badan Gizi Nasional (BGN), satu dapur MBG yang

berlokasi di Makodim, serta tiga dapur kemitraan lainnya. “Untuk mencapai target 58 ribu siswa, kami membutuh kan 20 dapur umum sehat. Saat ini baru tersedia lima dapur, sehingga masih diper lukan tambahan 15 dapur lagi. Nantinya, dapur-dapur ini bisa dimitrakan antara pemerintah daerah dengan BGN,” jelasnya.

Tri Wahyu menambahkan, tantangan utama di Batam adalah ketersediaan lahan untuk pembangunan dapur umum yang berdekatan dengan lokasi sekolah. Oleh karena itu, Disdik mengusulkan solusi alternatif berupa kemitra an dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Untuk skala Provinsi Kepulau an Riau, sebanyak 21 dapur umum sehat direncanakan akan dibangun pada 2025 dengan pendanaan sepenuhnya dari BGN. Pembangunan ini men cakup pengadaan lahan, pembangunan infrastruktur, hingga biaya operasional dapur.

“BGN menargetkan pemba ngunan 5.000 dapur umum sehat secara nasional, dan Kepri mendapatkan alokasi 21 dapur. Namun, di Batam, kami mendorong adanya kemitraan dengan UMKM mengi ngat keterbatasan lahan yang dekat dengan sekolah,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, Disdik Batam opti mistis target 58 ribu siswa penerima manfaat MBG dapat tercapai, sehingga kebutuhan gizi siswa di Kota Batam bisa terpenuhi secara lebih optimal. Program ini diharapkan tidak hanya mendukung kesehatan siswa tetapi juga meningkatkan prestasi belajar mereka.

Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Batam juga melakukan pengawasan ketat terhadap program MBG yang didistribusikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Batam.

BPOM Batam, Mustofa An wari, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sampling makanan sebagai bagian dari pengawasan.

“Kami melakukan pengujian secara surveilen (untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu, termasuk jasa, proses, dan produk, yang diterapkan dan dipelihara dengan efektif secara terencana dan sistematis terhadap sistem manajemen mutu dan skema sertifikasi yang dija lankan). Sebelum makanan disalurkan, kami sudah mengecek bahan-bahan di dapur pengolahan. Proses ini ber tujuan memastikan bahwa makanan yang didistribusikan aman dan berkualitas,” ujarnya.

Menurut Mustofa, pengujian mikrobiologi terhadap sampel makanan membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari.

“Hasilnya akan kami sampaikan secara berkala kepada Badan Gizi Nasional yang memiliki perwakilan di sini. Kami memiliki target sampling sepanjang tahun untuk memastikan program berjalan sesuai standar,” ujarnya. (***)

Reporter : AZIS MAULANA
Editor : RYAN AGUNG