Buka konten ini
TANJUNGPINANG (BP) – Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Provinsi Kepri, terutama di Kota Tanjungpinang membuat arus lalu lintas penerbangan terganggu. Di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF), beberapa penerbangan mengalami keterlambatan akibat cuaca.
Kepala Airport Security & Service Improvement Department Bandara RHF, Rudy Sudrajat, mengatakan bahwa pada Jumat kemarin, tercatat ada dua penerbangan Batik Air dan Citilink Indonesia mengalami keterlambatan sekitar 1 jam 30 menit.
Kemudian pada Sabtu, hanya penerbangan Batik Air yang terlambat sekitar 30 menit. Semua penerbangan yang terlambat itu disebabkan cuaca yang kurang bersahabat.
”Minggu kemarin kedua maskapai tersebut juga mengalami keterlambatan dengan durasi yang sama, yaitu 30 menit,” kata Rudy, Senin (13/1).
Berbeda di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, lalu lintas di perairan tetap beroperasi seperti biasa, meskipun jalur udara sempat mengalami gangguan akibat cuaca buruk.
Pelabuhan SBP tetap melayani penumpang dan aktivitas pelayaran meskipun cuaca ekstrem. Kepala KSOP Tanjungpinang, Dwi, menegaskan bahwa kondisi jalur laut masih tergolong aman.
”Saat ini, kondisi pelayaran masih normal. Memang ada hujan dan angin, tetapi ombak masih dalam batas standar untuk dilayari,” ujar Dwi, Kepala KSOP Tanjungpinang.
KSOP mengkalim selalu berkoordinasi dengan para nakhoda untuk memastikan tidak ada kapal yang memaksakan berlayar jika cuaca menjadi terlalu buruk.
”Hingga saat ini, jalur dari dan ke Tanjungpinang masih berjalan normal, termasuk pada hari Minggu kemarin. Alhamdulillah, jadwal kapal masih sesuai rencana,” sebutnya.
Sementara itu, hujan yang berturut-turut beberapa hari ini, tidak luput juga kawasan Pelabuhan Tanjungbalai Karimun terkena banjir. Kepala terminal Pelabuhan Tanjungbalai Karimun yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional I Tanjungbalai, Raja Heri, ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa banjir semata kaki orang dewasa tersebut terjadi pada sore hari, Minggu (12/1) sore.
”Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Memang aktivitas penumpang yang berangkat maupun tiba ada sedikit gangguan. Dimana, penumpang yang berangkat atau tiba harus membuka sepatu maupun celana dan rok ketika akan masuk dan keluar pelabuhan,” terangnya, Senin (13/1).
Sedangkan, untuk pelayanan keberangkatan kapal sendiri tidak ada masalah. Baik itu domestik maupun international sepanjang pihak terkait yang memberikan izin untuk berlayar. Sementara untuk ruang tunggu sendiri domestik maupun internatinal tidak kebanjiran. Hanya, diruang tunggu luar depan kantor KSOP Kelas I Tanjungbalai Karimun yang terkena banjir.
”Aktivitas kembali normal, walaupun masih terjadi hujan pada hari Senin. Sebab, paginya langsung dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan kita,’’ ucapnya.
Masih kata Heri,terjadi banjir tersebut bukan diakibatkan air pasang maupun air dari luar. Namun, air tersebut tumpahan dari dinding tembok kantor KSOP Kelas I Tanjungbalai Karimun yang jebol. Sehingga, air tersebut langsung melimpah kedepan ruang tunggu penumpang.
”Hanya sebentar saja, langsung menyerap airnya. Jadi, untuk kawasan terminal penumpang tidak ada banjir, walaupun air pasang,’’ tegasnya.
Sementara itu, pantauan di lapangan, aktivitas pelabuhan kembali normal pasca-kebanjiran pada hari sebelumnya. Sehingga, para penumpang yang berangkat maupun tiba sudah seperti biasanya tidak lagi mengangkat alas kakinya.
” Ya kemarin (Minggu) banjir bang, saya terpaksa angkat sepatu dan celana panjang,’’ kata Apang salah seorang warga Batam yang akan kembali ke Batam. (*)
Reporter : TRI HARYONO / MOHAMAD ISMAIL
Editor : ANDRIANI SUSILAWATI